Matahari bahkan telah tergelincir di ufuk barat, sang anak belum juga datang. Ibunya berkeluh kesah dan gelisah, "mane be si anong. Jam segetok balom balik-balik. Mandek pun baloman ye be!"
Suaminya yang mendengar, cuma diam.
Dan tak-tak-tak....buah hati yang dicari muncul jua akhirnya.
"Cobe mandek lah udek. Bodo lalu marek nak maing be kau!". Kini giliran ayahnya yang mengutarakan isi hatinya dengan gaya memarahi.
=Kedua orang tua itu lupa tuk bertanya, UDAH SHALAT MAGHRIB, NONG?"=
Bak angin lalu, sang anak langsung menuju sudut belakang dapur. Byur-byur-byur...mandi sekenanya dan berbaju sekenanya. Langsung menghampiri hidangan makan malam. Ayah dan ibunya ada disana.
Azan Isya berkumandang, si anak siap-siap turun dari rumah lagi. "Yo, daan les ke malam itok?!" Ibunya was-was, takut uang les yang dikeluarkan sia-sia belaka. Percuma saja!
=Mereka lupa menuntut, "COBA SHALAT ISYA DULU!=
"Daan," si anak keluar secepat kilat. Sementara ibunya bisanya geleng-geleng kepala.
........
Empat lewat sepuluh. Masjid menggemakan azan subuh, memecah sunyi. Si ibu bergegas bangun, beraktivitas. Suaminya menggeliat sebentar, membetulkan kain lagi. Di kamar berbeda, sang anak tak terjaga sedikitpun. Siapa yang peduli!
Tok-tok-tok-tok
Seperti mau jebol, si ibu mengedor pintu kamar anaknya. "Nong, liat matahari dah terang benderang yo. Jam berape barok nak paggi sekolah."
=Bahkan jebol sekalipun tak masalah, ASAL SI ANAK MELAKSANAKAN SHALAT SUBUH. DAN BERJAMAAH DI MASJID YANG TERBAIK=
Namun si anak yang dikamar meraih hp, dan menyetel alarm jam 6.45. Lalu menutup kupingnya dengan bantal. Si ibu tak kuasa, ia menyerah. Selalu saja setiap hari. Ia tahu anaknya akan bangun dengan sendirinya. Pasti ingat tuk berangkat sekolah.
..........
Sepulang sekolah, si anak menghampiri lemari es. Duh nikmat betul, setelah berpanas-panas di jalan, tenggorokan langsung diguyur air dingin seketika. Beginikah rasanya syurga???? pikirnya.
"Dah makan ke balom? Pikirkan parut yo. Datang-datang tang lalu langsung makan es."
=Bukankah pertanyaan utamanya seharusnya, "DAH ZUHUR?"=
Si anak telinganya mungkin pekak, tuli, dan semacam itulah. Ia justru membuka televisi, berbaring disana hingga Ashar bertandang. Dan terjaga jam empat lewat, perutnya minta di isi. Nampaknya jajanan di sekolah tadi telah pun menjadi daging. Barangkali.
=Tak masalah sama sekali kalau mengganggu tidurnya saat Ashar bertandang. "ASHAR DULU"=
...........
Lahap sekali. Setelah kenyang, tanpa ba-bi-bu, tak ada yang menahan langkah kakinya keluar rumah.
..........
Dan lagi, matahari telah pun tergelincir di ufuk barat. Baru si anak berkenan hendak pulang ke rumah.