"helo Zen, ini Antowi dari kuis Siapa ingin jadi Milarder. Kamu kenal dengan Soe?"
"Soe? Oh..ya" Suara Zen agak kasar.
"Sekarang ini, Soe sedang berada pada pertanyaan ke lima belas. Dan selangkah lagi, beliau akan, untuk pertama kalinya di Indonesia dan kedua di dunia, menjadi pemenang di mega kuis ini. Dengan syarat bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Zen, kamu punya waktu tiga puluh detik. Berikut ini adalah suara Soe..." Antowi, sang presenter menyudahi percakapannya.
"Hai Zen," Soe langsung menyapa. "Siapa....." terpotong suara Zen, temannya tiba-tiba.
"Ngape nelpon-nelpon Soe. Jasku mane. Aku mo makainye lusa' ni." Zen meluap-luap.
"Up, ade di rumahlah. Mane yak, kau tak ade sms aku. Aku mane ingat!"
Tit-24, tit-23, tit-22.....
Penonton mengerutkan jidat. Mas Antowi pula bingung.
"Tak mo tau. Besok harus udah ade. Titik."
"Iye lah."
Tit-18, tit-17, tit-16
Soe menambahkan, "tapi jawab dolok pertanyaan ni. 'Siapa nama presiden Amerika yang muncul dalam Seri Televisi bertajuk LAUGH-IN? a. Lyndon Johnson, b. Richard Nixon, c. Jimmy Carter, atau d. Gerald Ford?' "
Zen di ujung sambungan diam. Waktu terus bergulir. Detik demi detik hilang.
Tit-9, tit-8, tit-7
Zen masih tanpa suara.
Pikir Soe sambungan telah terputus. Tit-4, tit-3, tit-2....
Penonton yang hadir di Studio mulai panas. Detak jantung mereka semakin kencang. Soe terus menunggu di waktu tersisa, dan Mas Antowi gusar di kursinya sendiri.
"Richard Nixon"
Suara Zen diujung tanduk. Memecah hening dan ketegangan.
Uuuhaa...dengan serentak desahan nafas terurai. Penonton menjadi lemas. Sang pembawa acara masih tidak percaya. Benaknya tiba-tiba sesak mendengar jawaban Zen.
"Richard Nixon," suara Mas Antowi dipaksakan sesantai mungkin. Ia memang terlatih untuk hal-hal seperti ini. "Anda yakin dengan jawaban teman anda?"
Soe mengangkat bahu, "seratus persen."
Mas Antowi kaget. "Jadi jawaban final anda adalah b. Ricard Nixon?"
"Ya, b. Ricard Nixon."
Mempengaruhi jawaban Soe, Mas Antowi menyarankan, "anda masih punya dua pilihan. Ask the Audience dan Fifty-fifty."
"Jawabannya tetap, Richard Nixon."
"Ok, baiklah. Penonton di Studio dan pemirsa yang ada dirumah, apakah jawaban Richard Nixon ini akan menjadi sejarah baru dalam kuis SIAPA INGIN JADI MILIARDER di Indonesia atau malah, Soe, harus berpuas diri dengan hanya mendapatkan 36 juta rupiah saja."
Teerreeeeeng.......teereeeeeng. Musik mengalun. Menyusupkan ketegangan hingga ke sanubari. Untungnya Soe santai saja.
"Dan Soe, maaf....anda harus pulang dengan hadiah satu milyar rupiah!"
Soe meloncat dari kursi panas. Melompat sejadi-jadinya hingga menembus plafon ruang studio. Pecah. kemudian melintasi gumpalan awan. Semakin tinggi dan tinggi.
..........
"Soe, bangun!"
Pintu kamar di gedor hampir roboh dan mak masuk tanpa permisi tak lama kemudian. "Zen menanyakan jasnye tu. Ie di luar."
Just Fiction
Bisa dibilang terinspirasi dari kisahnya John Carpenter tahun 1999 yang untuk pertama kalinya memenangkan hadiah $ 1.000.000====
"Soe? Oh..ya" Suara Zen agak kasar.
"Sekarang ini, Soe sedang berada pada pertanyaan ke lima belas. Dan selangkah lagi, beliau akan, untuk pertama kalinya di Indonesia dan kedua di dunia, menjadi pemenang di mega kuis ini. Dengan syarat bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Zen, kamu punya waktu tiga puluh detik. Berikut ini adalah suara Soe..." Antowi, sang presenter menyudahi percakapannya.
"Hai Zen," Soe langsung menyapa. "Siapa....." terpotong suara Zen, temannya tiba-tiba.
"Ngape nelpon-nelpon Soe. Jasku mane. Aku mo makainye lusa' ni." Zen meluap-luap.
"Up, ade di rumahlah. Mane yak, kau tak ade sms aku. Aku mane ingat!"
Tit-24, tit-23, tit-22.....
Penonton mengerutkan jidat. Mas Antowi pula bingung.
"Tak mo tau. Besok harus udah ade. Titik."
"Iye lah."
Tit-18, tit-17, tit-16
Soe menambahkan, "tapi jawab dolok pertanyaan ni. 'Siapa nama presiden Amerika yang muncul dalam Seri Televisi bertajuk LAUGH-IN? a. Lyndon Johnson, b. Richard Nixon, c. Jimmy Carter, atau d. Gerald Ford?' "
Zen di ujung sambungan diam. Waktu terus bergulir. Detik demi detik hilang.
Tit-9, tit-8, tit-7
Zen masih tanpa suara.
Pikir Soe sambungan telah terputus. Tit-4, tit-3, tit-2....
Penonton yang hadir di Studio mulai panas. Detak jantung mereka semakin kencang. Soe terus menunggu di waktu tersisa, dan Mas Antowi gusar di kursinya sendiri.
"Richard Nixon"
Suara Zen diujung tanduk. Memecah hening dan ketegangan.
Uuuhaa...dengan serentak desahan nafas terurai. Penonton menjadi lemas. Sang pembawa acara masih tidak percaya. Benaknya tiba-tiba sesak mendengar jawaban Zen.
"Richard Nixon," suara Mas Antowi dipaksakan sesantai mungkin. Ia memang terlatih untuk hal-hal seperti ini. "Anda yakin dengan jawaban teman anda?"
Soe mengangkat bahu, "seratus persen."
Mas Antowi kaget. "Jadi jawaban final anda adalah b. Ricard Nixon?"
"Ya, b. Ricard Nixon."
Mempengaruhi jawaban Soe, Mas Antowi menyarankan, "anda masih punya dua pilihan. Ask the Audience dan Fifty-fifty."
"Jawabannya tetap, Richard Nixon."
"Ok, baiklah. Penonton di Studio dan pemirsa yang ada dirumah, apakah jawaban Richard Nixon ini akan menjadi sejarah baru dalam kuis SIAPA INGIN JADI MILIARDER di Indonesia atau malah, Soe, harus berpuas diri dengan hanya mendapatkan 36 juta rupiah saja."
Teerreeeeeng.......teereeeeeng. Musik mengalun. Menyusupkan ketegangan hingga ke sanubari. Untungnya Soe santai saja.
"Dan Soe, maaf....anda harus pulang dengan hadiah satu milyar rupiah!"
Soe meloncat dari kursi panas. Melompat sejadi-jadinya hingga menembus plafon ruang studio. Pecah. kemudian melintasi gumpalan awan. Semakin tinggi dan tinggi.
..........
"Soe, bangun!"
Pintu kamar di gedor hampir roboh dan mak masuk tanpa permisi tak lama kemudian. "Zen menanyakan jasnye tu. Ie di luar."
Just Fiction
Bisa dibilang terinspirasi dari kisahnya John Carpenter tahun 1999 yang untuk pertama kalinya memenangkan hadiah $ 1.000.000====