Senin, 30 Desember 2013 0 Messages

Lo kok Tutup!

Ba'da Zuhur berada dalam persimpangan dengan penuh pertimbangan. Langsung go home, get lunch, dan take a nap then. Atau melanjutkan perjalanan ke Perpusda meski sebenarnya khawatir perut bertingkah seperti tadi pagi. Mmmm.... 

Dan si Fizer sepertinya menerima pilihan terakhir dengan senang hati. Makanya kami membelah kota kecil Terigas ketika hujan secara keseluruhan bisa dibilang reda. Berburu buku baru pun bermula. 

Kendati hujan, pelayanan publik harus tetap jalan. Bahkan walau badai sekalipun. Peluang beralasan, "maaf pak, hari ini tidak masuk. Demam", terbuka lebar. Namun, saat memutuskan menjadi seorang abdi negara, hal-hal yang demikian itu juga mestinya masuk dalam pertimbangan. Bukan hanya bagaimana membuat kartu kuning, ikut tes, lulus, dan duduk manis sebagai pegawai negeri sipil.

Aku tetap melaju. Pasar yang mulai berwarna menyuguhkan berbagai transaksi jual beli. Rambutan yang telah melewati masa "kejayaan"nya masih mengisi di beberapa kios musiman di pinggir jalan.

Ohooo....pintu perpustakaan daerah yang bergabung dengan kearsipan itu tertutup rapat. Dua kemungkinan; pada istirahat siang bareng atau memang kompak membuat tanggal hari ini berwarna merah.

Entahlah. Cuma satu kepastian, aku putar balik dengan perasaan kecewa. Fizer mengikut saja kalau sudah begitu. Memacu kembali menuju jalan pulang. Tetapi singgah sejenak di pasar tuk beli hadiah buat sang gerilyawan di Sentras. Menyimpannya di enam titik krusial dan ingin mengatakan padanya, "selamat menikmati. Semoga tidak bertemu lagi!"
Selasa, 24 Desember 2013 0 Messages

Buryam Hot Wortel

Ngapelah baru berjumpa kita sekarang. Dulu-dulu, kemane ajak???
ilustrasi


Jatuh cinta pandangan pertama pada sebungkus makanan instan bernama BurYam. Apa itu??? tepat sekali. Bubur ayam. Cukup dengan seduhan air menggelegak diatasnya, selesai. Semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, tapi itu sama sekali tidak menantang!

Oleh karena itu, sebuah lampu tiba-tiba muncul di kepalaku. Ide menu makan malam ini menyembur tanpa ampun. Terciptalah "Buryam Hot Wortel"

Cekidot cara buatnya: 
Wortel, Kanteri, Cabe (yang penting warna hijau, pilih yang paling pedas), telur.

Kanteri dioseng sampai kering, sisihkan. Wortel yang telah dipotong batang korek api dioseng pula bersamaan dengan cabe yang dipotong-potong pula. Telur yang telah digoreng disuwir-suwir sekehendak hati lah (itu aja minta ajar!). Satukan semuanya pada BurYam kita yang telah mengembang (seduh dengan air panas. Kalau masuk kulkas mah jadi SaljuYam). 

Aduk-aduk semunya, aduk lagi, dan aduk sampai merata. Masukkan bumbu yang telah tersedia dalam bungkusan dan kecap manis untuk yang terakhirnya. 

Terreeeng, dimana lagi coba bisa menikmati bubur seenak ini. Eemmm, entah kenapa aku merasakan kamu menelan ludah dan berpikir untuk pergi ke warung mencari Buryam. Oho.... kata terakhir, selamat mencoba. 

Lanjut makan lok ah.....Ummm....Yummi...
Senin, 23 Desember 2013 0 Messages

Bukan Ibu Biasa .... Selamat Hari Ibu 2013

Lakonan baru wanita itu setiap pagi, adalah memindahkan sapi-sapi. Dari satu tempat ke tempat yang lain, mencari kerumunan rumput yang mulai panjang. Keringat tak lagi terbendung ketika pekerjaannya selesai. Bila dihitung-hitung, apa yang dilakukannya bukanlah lumrah. Lantaran ia adalah seorang wanita. Justru dengan kehidupan yang mulai berubah itulah, sangat pantas baginya menyandang gelar wanita perkasa. 

Pemergian suaminya sejak sebulan silam, membuat banyak perubahan. Kini perannya bukan hanya sebagai bunda, tetapi ayah sekaligus. Pikiran serta keputusannya pun mesti mencakup dua hal tadi. Sanggupkah ia menjalaninya? Hanya kepada Allah ia meminta diberikan kekuatan untuk melakukan yang terbaik. Terutama kepada empat buah hati yang menyenangkan matanya; seorang gadis muda yang baru menginjak usia awal perkuliahan, remaja putri yang SMA nya tepat berada ditengah-tengah perjalanan, dan dua putri ceria yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Yah, terlepas dari itu semua, ia tetaplah manusia biasa. Ada kalanya tersirat penyangkalan "kenapa suaminya harus pergi secepat ini." Lalu secepat itu pula ditepisnya. Life must go on. Kalau ia tahu bahasa inggris, mungkin kalimat itu yang akan digunakannya sebagai wakil perasaannya saat ini. Apapun, hidup mati seseorang sudah tercatat tanpa interupsi sedetikpun.

Selamat Hari Ibu 22 Desember 2013
0 Messages

Keraje Pakse?

Keraje pakse namenye tok e


1000 lembar tiket dalam semalam. Mesti bilang wow! Belum lagi desakan yang bersifat penting dan mengharuskan. I’m not a machine. Sentras yakin insya Allah bisa melaksanakannya, kalau segala sesuatunya berjalan lancar. Kalau seperti ini, kekhawatiran terletak pada sesuatu di luar kekuasaanku.Semisal, ketersediaan kertas sesuai pesanan (mengingat malam sebentar lagi menjelma), listrik mati, dan sumber daya manusia. Untungnya untuk poin yang terakhir, adikku mau mengorbankan waktunya.

Sehabis Isya baru sempat berburu ke pasar. Dua toko incaran sejak berangkat, tutup! Mencoba keberutungan, aku menjelajahi sudut pasar lainnya. Kosong! Maka aku pun mengajak Fizer gontai menuju jalan pulang, mengikut irama hati. Saja memacu tanpa arah. Dan ketika berbelok ke kiri menuju terminal utama kota Sambas, baru teringat bahwa disana ada satu toko. Aha…

Maka, malam minggu nan suram dimana awan berkeloni di langit, adalah bertajuk lembur. Yah, tidak lama-lama sangat sih. 11 saat mata mulai redup dan kesadaran mulai berkurang, separoh pekerjaan dipending kemudian dilanjutkan keesokan paginya.

Kejar target berbuah manis. Hampir sepuluh pagi, selesai juga. Alhamdulillah. Akhirnya Cutter dan penggaris pun bisa istirahat dengan aman sentosa. Syukur atas kehadirat Allah atas semua kemudahan dan patner kerja kali ini, adik. Kelegaan menghinggapi kami berdua, berikut kepuasan hasil menaungi.

Saat ada sedikit jeda, aku teringat beberapa waktu yang lalu. Rupanya inilah janji Allah yang sempat kuragukan kepastiannya. Astagfirullah. Allah mengganti peluang rezeki yang sengaja kulepas dengan rezeki yang halal. Bahkan secara nilai, angkanya lebih besar. Alhamdulillah ya…hitung-hitung tantangan buat mengetahui sejauh mana kapasitas siri...
Jumat, 20 Desember 2013 0 Messages

Rangking Lima

Pak Suwondo membuang batang rokok setelah hisapan terakhir. Satu langkah pertama saat ia memasuki kelas III AK I, kami semua serentak terdiam. Entah bagaimana, keteganganpun mulai datang. Menghampiri setiap diri kami masing-masing. Untungnya itu tidak berlangsung sama. Justru rasa bosan menggelinding mendengar cas-cis-cus panjang lebar beliau beberapa waktu kemudian. Dalam diam kami sepakat, "to the poin aja pak."

Tomi melontar senyum kemenangan saat mendengar namanya berada di urutan teratas. Rangking satu yang sampai semester ini berhasil dipertahankannya. Juara kedua dan tiga pula mesti sundul-sundulan nilai. Kata pak Suwondo, nilai mereka sama, jadi sulit baginya membuat keputusan. Namun tidaklah mungkin mereka menyandang predikat secara bersamaan. Hanifah dan Elda harus terima dengan ikhlas sebagai rangking dua dan tiga. Lelaki keturunan Tionghoa bermarga Tjhi selalu harus puas tersisih di podium bawah satu level. Dengan nilai terpaut beberapa poin saja, rangking empat tertulis gagah di rapornya.

Rangking lima mendebarkanku. Memang bukan terbaik, tetapi masuk dalam TOP Five di kelas punya arti tersendiri. Setelah semester sebelumnya gagal tembus, kuharap kali ini kejayaan semester-semester sebelumnya terulang lagi.

"Rangking lima...." Pak Suwondo berkata lamban, semakin membuatku penasaran. Aku tahu, Mawida, gadis cina yang menjadi rivalku itu merasakan kekhawatiran yang sama.       Rambutnya yang di rebonding sejak awal semester mulai kejang-kejang.

Pak Suwondo melanjutkan, "Mawida."

Yah, kepastian sudah di depan mata. Menduduki posisi ke enam adalah pencapaian terbaik semester gasal tahun 2003/2004. Hasil belajar yang tidak serius dan sebagian akibat cinta terpendam (he..he...makse mencari sebab). Menyebabkan nilai matematika meluncur dari sembilan menjadi tujuh. Pun markah-markah mapel produktif (akuntansi keuangan dan perbankan) selalu dan selalu tidak lepas dari tujuh koma sekian.

Apapun hasilnya, aku terhibur dengan bertenggernya angka sembilan lebih di pelajaran Bahasa Inggris. Bahkan nilai Tomi yang jawara kalah jauh dibawah angka tersebut. Membanggakan bukan? He..he...

=Kisah Silam=

Kamis, 19 Desember 2013 0 Messages

Nasi Goreng Terlezat Abad Ini

Ilustrasi


Tengok kanan-kiri. Di rumah hanya ada kanteri, cabe besar, dan sebungkus bumbu instan nasi goreng. Terrreng....lampu di samping kepala mulai bersinar. Basuh kuali, hidupkan kompor, dan cabe dipotong2. Setelah semuanya menyatu, kasih royco. (Padahal masako bukanye lebih praktis, ade sobekan kecil dipinggir. Royco sendiri mesti gunakan gigi atau pisau lagi. Aku memilih cara ketiga, menggunakan jasa paku menganggur di dinding....sedehh..)

Maka, terciptalah nasi goreng terlezat abad ini. THE HOTTEST, THE MOST SPICY, AND THE MOST DELICIOUS FRIED RICE IN THE WORLD. 

Haaaa...sodah nak lupa' dengan TOP White Coffee kite ye...
Rabu, 18 Desember 2013 0 Messages

Styrofoam Art : Rose



Senin, 16 Desember 2013 0 Messages

Rahasia Di Sebalik Angka

Pengen mengatakan sesuatu ketika nge-PRESS ijazah Sarjana punya sendiri @ Sentras yang CEPAT-MAXI-BERES!. Angka-angka yang tertulis disana, menjadi saksi bisu perjuangan selama tujuh tahun. Tujuh tahun! Membanggakan sekali.

Membanggakan? Bagian mananya?

Terinspirasi dari sebuah film berjudul THE LAST SAMURAI, aku berniat pula menjadi THE LAST ACCOUNTING STUDENT waktu itu. Dan ternyata berhasil saudara sekalian. Menjelang akhir dua ribu sebelas, pengukuhan gelar itu dilaksanakan melalui prosesi Wisuda.

Kalau kamu ingin mengatakan tujuh tahun itu terlalu lama, tidak begitu denganku. Karena:
- Luar biasanya, aku bisa merasakan kepemimpinan dekan tiga generasi.
- Luar biasa lainnya, aku sempat berinteraksi dengan sepuluh bahkan sebelas angkatan (2001 - 2011)
- Luar biasa yang terakhir adalah ternyata masa studiku itu mampu menghalangi status sebagai PENGANGGURAN. (He..he..e)

Ah, itu cuma cuap-cuap belaka. Kesimpulan yang sebenarnya ingin kuungkap hanyalah, ternyata nilai-nilai Mata Kuliah Jurusan rendah semua. Ini semakin menguatkan pertanyaan dalam diri, "apakah aku benar-benar menyukai akuntansi?"

Entahlah, tapi aku rasa jawabannya adalah TIDAK.
Kamis, 12 Desember 2013 0 Messages

Fenomena Like

Bikin status dan banyak yang "like", pastinya suka ya. Tapi tahukah kamu, ada beberapa alasan dibalik menekan simbol jempol tersebut. Apa hayoooo....Menurut Sentras, ada beberapa pilihan dibawah ini. Cekidot yuk:

1. Just Suka, benar-benar suka. Ini yang jujur abis. Suka karena benar-benar suka. Meskipun kadang kita belum bertemanan dengan orang tersebut, bisa-bisanya ia suka dengan status yang kita buat. Bangga kan? Kalau Sentras sih langsung add itu orang. Pengalaman..he.he..

2. Suka orangnya. Apapun status kamu, asal kamu yang bikin, pasti suka. He..he...ini kasus, bikin titik-titik doank pun kena sukai banyak orang. Lah, wong yang disukai orangnya kok. Betul??

3. Suka kasihan. Wah, miris banget bagian yang ini nih. Berkali-kali buat status gak ada yang suka sama sekali. Dan terreeeng, tiba-tiba satu jempol muncul, boleh jadi itu kasihan sama kamu. He..he..(belum tentu juga, barangkali memang statusmu waktu itu benar-benar pantas disukai kok)

4. Suka otomatis. Sekali posting, belakangan muncul banyak yang like otomatis. Ini kasihan dari yang kasihan kayaknye. Disukai mesin gitu lo.

Dan akhirnya, kamu boleh setuju atau tidak. Atau kamu punya alasan sendiri saat menekan "like"? Share di sini ya....
0 Messages

Maseh Musem Rambutan Kawan

Santap siang menu mie goreng dengan tiga buah (sebenarnya empat, jatuh satu) benda lonjong yang putih bening. 

"Ah itu sih biasa. Dimana-mana orang juga makan mie dengan telur."

Eeh, yang bilang telur siapa coba?

"Lah itu, lonjong putih bening."

Siang, panas-panas, makan buah rambutan sih biasa. Tapi......

"Tunggu dulu, maksud kamu, rambutan panas?"

Ya, benar. Kalau makan rambutan panas, pernah gak?

"Over tuh orang."

Saya kan cuma tanya. Pernah tidak? Ternyata enak saudara-saudara.

" '_'! "

Tutor lengkapnye dibawah ini ye:
- Siapkan sebungkus mie goreng. Seperti biasa; rebus-tiriskan-bumbu sisihkan.
- Empat biji rambutan utuh, kupas kulitnya, dan biji dalamnya biarkan.
- Masukan bumbu lengkap dalam kuali panas dengan ditambahkan sedikit minyak goreng. Lalu lemparkan empat rambutan sekaligus (seru tuh, cuma tadi pas ngaduk-aduknya, satu keluar arena). Aduk hingga bumbu menyatu dengan buah. Terakhir, mie yang sudah ditiriskan. Aduk lagi dan lagi. JADI!
- Cara makan dan saran penyajian: Mo tanya juga? Capek deh.
Rabu, 11 Desember 2013 0 Messages

Musim Rambutan Muraaah

Nasiblah si pick up pembawa rambutan

Kate salah satu dari mereka sih, "rambutan Tengguli." Pun memasuki kampung tersebut tadi, ban mobil pick up mereka amblas. Beruntung masih bisa diselamatkan dengan walafiat. Sekarang, nasib kurang baik kembali menaungi. Setelah makan malam di kantin Ulan, mobil hitam kecil itu berulah. Enggan meraung. Barangkali ia juga merasa capek. 

Dan selalu ada sisi baik setiap kejadian. Mobil mogoklah menyebabkan barang bawaan mereka diserbu. Berlebihan kata-katanya. Padahal cuma bang Ervin yang punya warung dekat situ yang mau beli. Aku yang sengaja lewat ikut-ikutan pula. 

"Berape bang SEPUMPONG?" tanyaku was-was. Takut saja kalau tidak untuk dijual ditempat. 
"Empat ribu," jawabnya ragu-ragu tentang harga. Yah, soalnya di pasar di Sambas ini, harga rambutan satu ikatnya rata-rata lima ribu rupiah.

Alhasil, oleh-oleh sepulang dari Sentras berupa tiga ikat besar buah rambutan. Fizer pun sepertinya tenang-tenang saja menanggung beban tambahan. It's time to party Rambutan!

Wah, aku jadi ingat saat-saat buah rambutan melimpah kayak gini. Dulu, dimana ternyata buah manis berair itu lumayan enak dijadikan lauk lho. Dioseng dengan cabai besar plus potong bawang merah-putih. Tambahkan sedikit kecap manis dan lada bubuk. Eeeitts, jangan lupa garam micin / masako / royco (terserah). Saat dicicipi, di lidah rasa masam, manis, pedas meledak-ledak. Mo cobe? Sile saja. Mumpung musim Rambutan murah.!
0 Messages

Tidak BerperikePRINTEnan!

Kalau memang ada

Manusia juga bisa keok. Apalagi cuma sebuah printer biasa. Yang dipaksa buat cetak empat rim lebih, sekali lagi, empat rim lebih dalam satu kali kerja. Kalau masih ada yang tanya, memang banyakkah? Yah, gak juga sih. Cuma lebih dari dua ribu lembar saja! ( Toeeeng ) 

Mereka mengadu sesuatu yang tidak layak lagi diadukan. "Bang, kenape ye catridge kamek tak mo jalan?"

Aku yang tak tahu asal-usul pun menjawab asal pula. "Entahlah ye." Sementara hatiku berbicara,"kalau catridge rusak tidak mungkin begitu."

Dan sebab musabab terungkap sudah tak lama berselang. Mereka mengakui bekerja nomblok demi mengejar target. Jadi sasaran sekaligus korban, apalagi kalau bukan alat cetak bernama PRINTER.

"Wah, pantaslah. Kongslet tu bang."

Kami semua tertawa dengan cara masing-masing. Hanya agak kasihan dengan printer nya. Kalau ia bisa bicara, barangkali akan berucap, "dasar manusia tidak tahu diri." Atau juga memelas, "tolong tuan, saya sudah tidak mampu lagi. Pleassse, beri saya istirahat sejenak."

Sang tuan lalu menjawab, "TIDAK BOLEH. Ini demi masa depan kami!"

"Kalau begitu, aku pergi dulu......"

K O

Akhir cerita, mereka pun sibuk mencari tempat buat ngeprint, mendesak dan penting. Beruntung benar kamu kawan. Telah berhasil menemukanSentras. Ape ye???
Senin, 09 Desember 2013 0 Messages

Sentras



Berpagi-pagi menyingkirkan "bedak" pada si Fizer. Buah dari pulang kampung hari minggu kemarin. Rencananya! Eeh, hari tidak mendukung sepenuhnya (alasan saja). Gerimis mulai menampilkan diri perlahan, seperlahan itu juga menjadi rintik-rintik. Semakin lama semakin deras. Kemudian itulah baru disebut hujan. 

Kopi susu hangat masih setengah gelas, saat aku menarik selimut kembali. Sejatinya menunggu situasi, lebat atau reda. Yang kedua terjadi tidak lama setelahnya. Setengah tujuh membopong si Fizer ke jamban di bibir sungai. Air surut nan keruh menyeka tubuh benda bermesin tersebut. Kini, Sunlight tidak hanya bisa membersihkan 25ribu piring (versi iklan malaysia malah 46ribu pinggan) sekagus, benda itu juga bisa mengilapkan Fizer. Bersinar tanpa noda! ( Kalau menyebarkan nama baik perusahaan begini bisa dapat reward gak ya? Soalnyakan merusak nama baik berhukum pidana. Apa tidak berlaku sebaliknya?)

Setengah tujuh giliran pakaian kotor menjadi mangsa deterjen. Kuman-kuman disana mulai gemetar (agaknya) ketika dibawa ke belakang. Satu demi satu mereka terjun ke lantai. Mungkin begitu kalau bisa dibuat animasi. Ide tu, buat animator lokal. Aku sih belum belajar banyak tentang itu.

Daia telahpun berbaur dengan air. Buih menggumpal-gumpal dalam baskom diantara pakaian yang pasrah.

Sentras baru saja buka dan masih sibuk bersih-bersih. Dua orang lelaki yang melintas membelokkan sepeda motornya. Kelegaan tersirat dari mukanya sebaik saja semakin dekat. "Wah...akhirnya..." Barangkali itu yang mereka ucapkan dalam hati.
Tulisan dalam baleho merah menarik hati mereka. Sepertinya. Dan tepat, setelahnya salah satu dari mereka bertanya, "bisa ngeprint bang?"

"Bisa," jawabku singkat. Memang tidak perlu panjang lebar kaaaaa.....n.
"Warna bisa?"
Sekali lagi, "bisa."

Print warna, sekali lagi banyak dari pelanggan Sentras yang menanyakan itu pada transaksi pertama. Itu salah satu yang langka di kota Terigas pimpinan bupati perempuan ini. Oleh karena itu, siapapun temans yang ada di pelosok kota Sambas dan sekitarnya, atau luar kota sekalipun, kalau ada keperluan serupa, silalah kiranya datang ke sini. Dari SMA 1 lurus saja, jangan tergoda belok ke jl. sejangkung. Seratus meter kedepan, you'll find me. As soon as possible. Pas sebelum SDN 01 Mentawa.

Di bawah adalah apa yang bakal kamu temukan di Sentras ya.... Selain itu ada juga real emo box, styrofoam art, bros menarik (yang tampaknya tak lagi dipedulikan sang pemiliknya T_T ( Yusrain As-Shofwah , Zubaidah Campoes ), thousand face box (barangkali wajah kamu ada disana), dan lain-lain lagi.

Sekian dulu latihan jari sesi pertama...

Minggu, 01 Desember 2013 0 Messages

Puisi : Diam

Terakhir nulis puisi, kalau gak salah sewaktu kelas dua SMK. Itupun lantaran tugas Bahasa Indonesia. Judul yang kuangkat kala itu adalah Desaku.

Dan sekarang aku ingin mencoba menulis puisi lagi. Judulnya DIAM.

Diam
.....................................................................................
.....................................................................................
.....................................................................................
.....................................................................................
.....................................................................................

Aku masih diam
.....................................................................................
.....................................................................................
.....................................................................................
.....................................................................................
.....................................................................................

Dan aku tetap diam
===




 
;