Jumat, 16 Agustus 2013 0 Messages

Kue Lidah Kucing

"Hey tem, tumben diam?"
Item, cuma bisa membuka matanya dengan malas. Lalu menutup kembali. Ada yang aneh nih. Dan aku tidak punya waktu lebih untuk memikirkan apa itu. Satu lagi, Keti yang biasanya suka mengendus-endus ikan dibawah tutup saji, membisu. Kini giliran mukaku yang menyisakan tanda tanya teramat sangat banyak. Apa sebab musababnya, ye? Ah, peduli amat. Kucing orang!

.........
Sore yang mendung, tapi udara terasa menggerahkan. Bahkan setelah shalat ashar di tunaikan. Di halaman parkir masjid, pikiranku dipersimpangan meski tidak ada hubungannya sama sekali dengan cuaca. Melanjutkan perjalanan atau memilih memalingkan setir kembali kerumah. Dan rupanya pilihan pertama sama sekali tidak mengecewakan. Beberapa menit setelahnya, tahu-tahu aku sudah berada dirumah seorang saudari. Apalagi kalau bukan, mmm... berlebaran lah.

Gelas setengah kosong atau setengah berisi, entahlah. Yang ku tahu, di sela perbincangan dengan sang tuan rumah, beberapa buah sepeda motor mendadak berhenti. Terdengar mendadak karena derit rem yang menggila. He...he...kok bisa sih. Bukan demikian sebenarnya (sulit menggambarkannya). Ternyata memang ada tamu bersilaturrahim. Eeh.., eeh.., dan eeh lagi, kamu? dia? oho..hampir semuanya dalam pengenalanku. Kecuali dua dari enam orang. Ba bi bu, diskusi-diskusi ringan, berbagi cerita sana sini, akhirnya bermuara juga pada nama-nama kue. Sudah tradisi kayaknya. Paling tidak kampung tercintaku sebagai pembanding. Dan aku tersentak hebat saat mendengar nama salah satu jenis kue kering yang agak heboh. Lalu, misteri Item dan Keti pun terpecahkan!
..........
Kucing yang malang. Dua hari ini baik Item maupun Keti alpa main ke rumah. Atau jangan-jangan mereka terlalu nestapa dengan nasib yang menimpa. Sekali lagi, kucing yang malang. Saat aku hendak merebahkan diri tidur siang, terdengar berisik di dapur. Aku bergegas bangkit.

"Yang sabar ya."
Bulu hitam putih Item ku acak perlahan. Pun dibalasnya dengan merapatkan diri ke telapak tanganku. Selang beberapa saat kemudian, muncul Keti. Mukanya tampak girang bukan main. Tiada wajah putus asa sama sekali. Suaranya nyaring dan jernih. Oh Keti, bukankah?
.........
Lebay...itu namanya saja kue lidah kucing. Bukan terbuat dari kucing lidah kucing beneran kok.

<Fiksi Belaka>


Kamis, 01 Agustus 2013 0 Messages

Fried Rice and Omelet

Orang bilang, yang namanya sukses itu tidak selamanya diukur dengan sejumlah nominal uang. Emm...barangkali ada benarnya. Seperti suksesnya aku membuat menu sahur tadi malam. SPICY FRIED RICE PLUS CRACKER. Sayangnya, hanya sendirian menikmati keberhasilan tersebut. Adik yang biasanya makan dengan lahap, sudah duluan mudik ke kampung halaman. 

Dan malam ini pula pula sukses dengan edisi menu berbeda. SPECIAL VEGETABLE OMELET. Padahal sudah menggunakan metode visualisasi sebelum memasaknya, namun hasilnya dibubuhi dengan ekstra gosong dan emm...sedikit asin. 
 
;