Kamis, 26 Juli 2012 6 Messages

Century 16, Colorado (in Fiction)

Sepasang suami istri itu berjalan bergandengan. Tergesa-gesa. Namun juga tertawa lepas.
      "Aku tak percaya, kita akan menghabiskan waktu disini."
      "Well, aku hanya ingin di bilang mengikuti perkembangan. Kau tahukan, lex, Miss Frank selalu saja menanyakan apakah aku akan menonton ini."
      "Kenyataannya, kita ada diantara mereka semua."
      Keduanya melayangkan pandangan kepada semua orang yang berdesak-desakan. Ingin saling mendahului.
      "Lihat," Joana menunjuk kearah seorang lelaki berambut merah di pojok gedung. "Apa yang ia lakukan?"
     "Kita ke sini bukan untuk membahas orang-orang aneh, bukan?" Alex berucap sembari merangkul bahu istrinya. "Ayo, sebelum kita terlambat."
Keduanya melenggang menuju gedung bertuliskan Century 16 terpampang besar. Sama terburu-burunya dengan para penonton lainnya, Alex dan Joana berlari-lari kecil. Memang terlihat lucu. Bukankah mereka sudah mengantongi tiket masing-masing. Superhero legendaris bertanduk dua itu memang berhasil menyihir sebagian besar warga Amerika. Kecuali, lelaki teraneh di luar tadi, pikir Joana. 
     Alex lega. Duduk dideretan terdepan punya nilai kebanggan tersendiri. Jauh-jauh hari ia telah membooking kursi tersebut. Dan itu atas desakan istrinya.  Padahal mereka sama-sama tahu, menonton merupakan item langka dari aktifitas harian mereka. Alex lebih memilih berkutat di ruang seninya. Disalah satu pojok rumah. Sementara Joana berusaha menjadi wanita pelopor penghijauan kota. Ya, aktivis lingkungan hidup.
       Joana sibuk dengan snack, sementara Alex sebenar-sebentar melihat jam tangannya. Dua menit lagi, pikirnya. 
       "Lihat," Joana berbisik sambil memajukan mulutnya ke pintu masuk. "Tak kusangka dadanya tidak normal seperti itu."
       Alex memperhatikan lekat-lekat sosok pemuda itu. Di liriknya bangku kosong disebelahnya. Joana mengikuti.
         "Ku harap tidak." ungkap Joana
         Alex mengangkat kedua bahunya. Ia tidak peduli.
        Pemuda itu mendekati mereka. Mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Memastikan apakah nomor duduk di kertas itu sama dengan kursi kosong dihadapannya. "Permisi." Katanya kemudian.
      Alex berusaha untuk tersenyum dan Joana seolah tidak mendengar. Ia menyapukan matanya ke seantaro gedung.   
       It's Show Time. Semua mata tertuju pada satu layar. Soundtrack Batman-The Dark Knight Rises memenuhi gendang telinga masing-masing. Semuanya dimulai dengan huruf WB.
       Pemuda kerempeng berambut merah tiba-tiba berdiri.
       "Hey kau!" Seseorang meneriakinya di belakang.
       Tak berselang lama, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam bajunya. Kini semua mata tertuju padanya. Apa mungkin ini semacam kejutan dari manajemen bioskop. Dan benar-benar kejutan.
       Peluru membabi buta. Kesegala penjuru mata angin. Anak-anak histeris mendengar bunyi tembakan. Demikian pula para wanitanya. Laki-lakinya pula berusaha untuk menyelamatkan orang-orang yang disayanginya.
        Joana bergemetar di tempat duduknya. Ia merunduk di bawah kursi. Sebuah tangan meraba-raba badannya. Itu Alex. Selain suara senjata api yang memuntahkan pelurunya, si pemuda berambut merah tertawa sejadi-jadinya. "I'm Joker."
        Beberapa orang yang berusaha keluar bioskop menjadi sasaran tembak. Tubuh itu terjatuh sebelum mencapai pintu keluar. Mereka yang berdiri demikian pula. Ambruk terkena semburan peluru yang mendesing.
       Alex nekat. Di terkamnya pemuda tersebut. Pergulatan terjadi. Saling tonjok. Alex berada di atas tubuh pemuda itu. Berusaha merebut senjatanya. Namun pemilik senjata tak mau menyerah begitu saja. Di terjangnya tubuh Alex hingga terjungkal ke belakang. Sebelum terlembar ke dinding, Alex sempat mendengar jeritan Joana. Sebuah peluru bersarang di dada Alex. Joana pingsan.
         Ketika Joana terbangun, didapati dirinya tengah berada di sebuah ruangan berwarna putih. Dan saat kesadarannya benar-benar sudah kembali. Jeritannya menjadi.
Selasa, 24 Juli 2012 4 Messages

Ngabuburit

     Entah kenapa saya begitu benci istilahnya, Ngabuburit. Di telingaku, konotasinya terdengar begitu negatif. Padahal artinya menunggu berbuka puasa, kan. Tapi kawan, itu sangat di gemari oleh banyak remaja-i. Walaupun tentunya aku juga termasuk yang menunggu waktu bahagia itu, sampai saat ini ku tak ikhlas kalau di sebut dengan istilah Ngabuburit.  
      Variasi umat Islam menghabiskan detik-detik puasanya. Terutama menjelang jam-jam berbuka puasa. Di televisi, ada program Ngabuburit bareng Artis. Miris. Di jalanan, anak muda nongkrong sambil menanti beduk di tabuhkan. Ironis.
     Ibu-ibu masih saja disibukkan dengan membuat juadah berbuka. Dan beberapa menenteng bapak-bapak untuk diantar membeli kue-mueh di tepi jalan saja. Tak lepas, minuman penghilang dahaga. Anak-anak kalut dengan dentuman mercon yang dibelinya dari warung toke dan amoi. 
     Sayang, diantara yang tersayang. Ada mereka yang memilih menghabiskan seharian puasa dengan "bertapa" di tempat tidur. Bangun hanya untuk buang hajat ataupun ketika kepala mulai pusing. Dan berlanjut ketika mata membujuk untuk di pejamkan kembali. Sepertinya setan di belenggu dibawah bantal-bantal itu. 
      Diantara itu semua, hatiku iri pada sesosok bapak di depan rumah. Telatennya ia mengaji Al-Qur'an menjadikanku ingin menirunya. Kenyataannya nafsu masih saja merongrong. Suatu saat...Insya Allah.
0 Messages

About Her

Hingga sekarang, hanya tiga orang wanita yang pernah mengisi relung hati ini.
        Aduh, malunya ingat waktu itu. Beruntung masa SD ku tak terjamah oleh gembar-gembor cinta monyet seperti saat ini. Dimana mereka bahkan telah merasa layak untuk memiliki "pacar" istilahnya. Cinta anak ingusan itu usai ketika memasuki jenjang sekolah menengah pertama. 
        Mencintai seorang gadis etnis Tionghoa ketika duduk di SMK adalah sebuah prahara. Cinta yang didasari oleh rasa terpesona ketika ia dengan suka rela mengambil pelajaran Agama Islam. Awalnya, ku berharap melalui diriku ia mendapat hidayah. Hingga hari terakhir di sekolah, aku masih yakin ia juga memiliki cinta yang sama terhadapku. 
       Rasa itu menghantui hampir delapan tahun setelahnya. Doaku terijabah. Suatu hari, setelah ku berhasil menjejakinya, ku ungkapkan rasa dihati. Tak lebih, hanya sebagai pelepas sesaknya jiwa. Dan benar, hatiku terasa bebas. Terasa terbang ke angkasa setelah ku katakan bahwa aku mencintainya. Meskipun tanpa jawaban sepatahpun darinya. Kenyataannya aku telah kehilangan cinta itu. Rasa syukur ku haturkan. 
     Di bulan-bulan pertama membuka Toko di kota ini, sebuah keyakinan terbersit dihati. Aku akan menemukan bidadariku di sini. Dan hari itu benar-benar datang. Cara ia menghargai menimbulkan simpatiku yang berbuah rasa aneh kemudian. Apa itu? Tak lama berselang, kusadari aku telah jatuh cinta. 
      Dari gadis berjilbab itu ku tahu bahwa pernikahan itu bukanlah tentang mencari, tetapi menjadi. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik. Sebaliknya, lelaki yang jelek hanya untuk wanita yang jelek pula. Hakikatnya, jika ingin mendapatkan wanita yang sholehah, hendaknya aku terlebih dulu menjadikan diri sholeh. 
      Doaku, jika benar dia itu yang terbaik bagi diri dan keimananku, permudahkanlah ya Allah. Jika tidak, gantikan dengan yang terbaik. Begitu juga dengan dirinya.
Sederet lirik (Doa Seorang Kekasih, In-Team) ku tuliskan:
       Oh Tuhan seandainya telah Kau catatkan
       Dia milikku, tercipta untuk diriku
       Satukanlah hatinya dengan hatiku
       Titipkanlah kebahagiaan
               Ya Allah ku mohon apa yang telah Kau takdirkan
               Ku harap dia adalah yang terbaik buatku
               Kerana Engkau tahu segala isi hatiku
               Pelihara daku dari kemurkaanMu....
............
       Ku pasrah kepadamu, kurniakanlah aku
       Pasangan yang beriman, bisa menemani aku
       Supaya ku dan dia dapat berlayar bahtera
       Kemuara cinta yang engkau ridhai
0 Messages

Ramadhan and Olimpiade London 2012

    Luar biasa. Rencana Allah benar-benar maha luar biasa. Bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, perhelatan kompetisi empat tahunan tingkat dunia, Olimpiade, di kota London. Dari sekian banyaknya negara di zona eropa, London adalah negara yang paling tenang untuk umat Islam beribadah. Tak terkecuali berpuasa di bulan Ramadhan.
     Salah satu cara Allah untuk menegakkan Islam di bumi ratu Elizabeth, ku kira. Bagaimana tidak, beberapa atlet muslim yang ikut bertanding, katanya akan tetap berpuasa meskipun tengah berkompetisi nantinya. Subhanallah. Semoga untuk atlet yang di utus oleh negara kita, demikian juga adanya. 
       Mereka disana, tidak hanya mengharumkan nama bangsa di balik punggung-punggung mereka. Tetapi juga agama luhur mereka. Islam rahmatan lil'alamin.
      Yang terunikdan fenomenal dalam Olimpiade London 2012 kali ini adalah perkampungan atlet. Disana, tempat tinggal atlet laki-laki dan perempuan dilakukan secara terpisah.
Minggu, 22 Juli 2012 0 Messages

Ramadhan

     Merupakan hal yang terindah dan tak ternilai harganya, sahur serta berbuka puasa di hari pertama bersama keluarga @ kampung halaman. Berbagi bahagia menyambut datangnya Ramadhan. Canda dan tawa terlontar begitu saja. Menghilangkan kejenuhan selama 11 bulan sebelumnya. Digantikan dengan sebulan dari sekarang, bulan penuh berkah dan keampunan. 
    Harapannya adalah mendapatkan segala kebaikan di bulan ini. Meskipun kenyataannya belumlah sempurna untuk mendapatkan semuanya. Berusaha adalah caranya. Berikhtiar agar amal ibadah terus ditingkatkan dan di ganjar dengan pahala berlipat-lipat.
      Tak luput, cita-cita untuk merengguh satu malam istimewa. Lailatul Qadar itu namanya. Istilah lainnya, malam seribu bulan. Segala keberkahan dan kebaikan bertumpuk-tumpuk dimalam itu. Satu doa terhatur, izinkan kami mendapatkannya ya Rabb.
      

Senin, 16 Juli 2012 4 Messages

Blog Walking

    Itu istilah keren dari menjelajahi blog orang lain. Tadi, ku lakukan ketika men-search cara membuat es krim yang mudah. Dapat, bahkan lebih dari yang ku inginkan. Hanya saja, aku menemukan sesuatu yang kurang "ngeh".
     Paling tidak ada tiga blog berbeda dengan tips membuat es krim yang sama. Boleh-boleh saja memang, tapi nampak sekali itu hasil copy-paste. Kata-katanya sama. Begitu juga dengan titik-komanya.
      Apakah copas di larang dalam sebuah blog. Memang tidak ada yang melarang. Bahkan, dalam salah satu buku tentang kaya melalui blog, menyarankan untuk blog walking, kemudian dilanjutkan dengan copas. Hanya saja, ini menurut aku, alangkah baiknya jika kita memiliki content blog yang berbeda dari yang lain. Meskipun, katakanlah resep membuat eskrimnya sama, setelah blog walking, bukankah lebih baik jika kata-katanya menggunakan gaya penulisan kita sendiri. Itu akan lebih terlihat original dan tidak mengekor.
       
     


    
3 Messages

Piala

    Pulang kampung kemarin, tak sengaja pandanganku tertuju pada lemari dinding yang tak jadi-jadi. Fokusku bukan pada benda tersebut, tetapi pada beberapa buah aluminium berwarna kuning keemasan. Piala. Ada empat buah di lemari tersebut. Dua adalah prestasi kakak-kakakku dalam MTQ entah tingkat apa, aku lupa. Itu sudah belasan tahun silam. Satu buah lainnya adalah penghargaan yang diraih oleh abang ipar dalam kegiatan lomba mengaji tingkat desa. Dalam rangka memeriahkan Isra' Mi'raj tahun lalu. Dan yang terakhir, membuat ingatanku terpaut tujuh tahun silam. 
     Tepatnya di semester kedua aku kuliah. Piala itu ku raih dalam lomba menulis dalam bahasa Inggris tingkat Universitas. Lomba tersebut merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis Universitas Tanjung Pura ke 24 atau 25. Karyaku menempati Juara ke tiga. Juara pertama di raih oleh Mahasiswa Fakultas MIPA, kedua oleh teman sekampus dan juga sekelasku. 
     Sebelumnya, dosen bahasa Inggris mewanti-wanti mahasiswanya untuk ikut dalam lomba menulis tersebut. Jadilah, kami semuanya di minta membuat tulisan, artikel dan sejenisnya dalam bahasa Inggris. Mintanya dosen tersebut juga berpengaruh terhadap nilai. Sehingga mahasiswa yang tidak membuat tulisan tersebut, poin nilainya akan berkurang. 
      Kesempatan emas buatku. Jantungku sudah berdebar-debar lantaran semangat yang membara. Detaknya tak seperti biasanya. Seolah lebih cepat. Nafaspun terasa sesak. Sebuah tema tiba-tiba muncul di kepalaku. Dan ku yakin untuk menulis tema tersebut. 
     "Susahkah Bahasa Inggris?" Itu yang ku tulis. Ku tanya beberapa teman di dalam kelas. Tak lupa, saudara jauh yang tinggal satu rumah. Kudapat "DATA" bahwa rata-rata mereka menjawab gampang-gampang susah. Padahal, jawaban mereka lebih cenderung ke susah-nya. Dari item-item yang menyebabkan bahasa Inggris susah itulah, tulisan ku rangkai. Mulai dari pelafalan yang berbeda dengan tulisan, kosa kata, hingga grammar-nya.
        Suatu pagi yang very-very makes me happy, aku dikabarkan mendapat juara III. Rasanya, wah ingin meloncat tinggi-tinggi waktu itu. Meskipun berada di posisi buncit, aku puas. Hadiahnya? Piala dan sebuah Jam tangan Adidas. Pialanya masih ada sampai sekarang, namun benda penunjuk waktu tersebut raib ketika aku tengah berada di lokasi emas di Sintang. 
        Setelah kesadaranku kembali pada masa sekarang, ternyata kemampuan itu telah ada sejak dulu. Hanya saja sayang, aku tidak melakukan up grade maupun follow up. Tujuh tahun berselang, baru ada keinginan untuk menggapai kejayaan itu lagi. Bahkan ku ingin lebih dari sekedar juara III. 
        Saat ini, bukanlah waktunya untuk mengatakan "andaikan-andaikan." Kehidupanku kini adalah apa yang tengah ku hadapi. Ku kira tidak ada kata terlambat untuk memulai. Yang terlambat adalah ketika aku tidak pernah memulainya.  
        

     
Minggu, 15 Juli 2012 4 Messages

Bangsa Yang Bahagia @ Ramadhan.

     Fenomena. Itulah sebutannya. Setiap kali memasuki ramadhan, kita akan disuguhi berbagai program televisi yang bernuansa ISLAMI. Dari bangun untuk bersahur hingga detik-detik menjelang berbuka. Bangga di satu sisi, namun sangat miris dan ironis di sisi lainnya.
       Menurutku, dari sekian banyak stasiun televisi swasta di Indonesia, hanya Metro TV dan TV One yang tidak masuk dalam katagori diatas. Lainnya?
    Apakah berlebihan jika aku mengatakan bahwa dua indikator bahagia. Tersenyum/Tertawa dan Bernyanyi. (Tak setuju hak setiap orang lah). Dua hal diataslah yang akan menghiasi hari-hari penikmat televisi selama Ramadhan. Berbagai opera komedi di kemas dengan KREATIF dan INOVATIF. Katanya Islami sih. Program-program musikal juga akan kurang lebih. Para Biduan dan Biduanitanya akan disuruh oleh sang empunya acara untuk memakai pakaian "agak Tertutup".
      Komedi, katanya nih, ketika disalahkan, "menghibur orang, membuat orang senyum itu kan ibadah.". Selalu saja begitu dalihnya. Ingat bukan dalil ya. Mereka mentautkan ketika orang tersenyum melihat aksi mereka akan menghasilkan pahala dari senyum itu sendiri. Lalu, bagaimana dengan celoteh-celoteh yang tak jelas itu. Umpat sana-umpat sini agar terlihat lucu. PERLU KITA SAMA-SAMA PELAJARI LAGI ILMUNYA NIH.
    Menyanyi. Memang ada beberapa kalangan umat Islam yang mengharamkannya. Ada pula yang berpendapat tidak apa-apa. Diluar itu semua, sepertinya suatu acara televisi terasa hambar jika tidak ada pertunjukan tarik suara tersebut. Pas sekali itu ketika puasa, lapar-laparnya, dinyanyikan mendayu-dayu. Langsung tertidur deh. Menghibur. Lagi-lagi itu tujuannya.
       Ku pikir, cukuplah urusannya itu. Ternyata tidak. Yang paling ironis diantara ironis yang ada, mereka yang menyandang Ustadz dan Ustadzah tak mau ketinggalan. Mereka ini lebih hebat lagi. Kabur rasanya antara Ustadz/Ustadzah dengan komedian/penyanyi. Kadang kala mereka bernyanyi sebelum berceramah. Kadang melawak supaya audiensnya terpingkal-pingkal, meskipun tanpa mereka sadari telah berbohong. Katanya sih sentuhan KREATIF dan INOVATIF supaya pendengar tidak bosan.
        Apapun itu, kita tentunya ingin Ramadhan kali ini lebih baik daripada tahun lalu. Kita juga tidak bisa menafikan, meskipun syetan di belenggu selama satu bulan. Namun prajurit makhluk itu akan tetap banyak menggerayangi hari-hari kita selama tiga puluh hari. Semoga saja kita bisa melewatinya dengan khusyuk hingga esoknya takbir berkumandang. Aamiin
Sabtu, 14 Juli 2012 2 Messages

Lucid Dream

    Begitulah namanya yang kutemukan setelah bertanya kepada mbah google. Baru tahu dan baru berkeinginan untuk mencarinya apa itu. Lucid artinya jelas, dan Dream itu mimpi. Suatu keadaan dimana kita bisa mengendalikan sendiri mimpi kita. Beranjak dari sinilah, sebuah film Hollywood berjudul INCEPTION. 
    Pengalamanku, Lucid Dream sering terjadi ketika mimpinya bertema (macam cerpen aja) perang. Tiba-tiba sadar bahwa saya tengah bermimpi. Membayangkan diri terbang atau tersembunyi dari penglihatan musuh. Tapi tidak selalu mulus. Namanya juga kita yang punya mimpi, ada saja cara musuh menemukan kita. Terbangun seketika, kaki sudah sejuk dibuatnya. Tarik selimut lagi. 
     Belum lagi mimpinya dikejar-kejar. Sudah jauh-jauh kita berlari. Eh, dapat juga. Atau kemampuan berlari kita tiba-tiba seperti anak kecil. Tersiksa. 
    Untungnya, dalam kondisi Lucid Dream, biasanya musuh atau yang mengejar-ngejar itu justru menjadi kawan. Paling tidak, tak jadi untuk berperang.

0 Messages

Offline Annida

     Terakhir baca Majalah Annida itu tahun berapa ya? Kalau tak salah 2009 - 2010. Masa-masa mengambang. Kuliah sudah tak ada lagi. Tahap dimana skripsi menggantung-gantung. Tunda-menunda menjadi irama harian di kampus. Besok aja. Besok lagi ketemu dosen. Nanti saja cari literatur de el el.  
        Awal-awal kuliah dulu, senang baca itu majalah. Kadang malu-malu juga sih. Coz, "sepertinya" Cewek only. Lembar-lembar dibuka, ternyata banyak cerpennya. Itu daya tariknya bagiku. Temanya sangat luar-luar-luar biasa. Beberapa membuat rase mo keluarkan air mata (lebay, sayangnya waktu itu kata lebay belum tercipta). Bahkan kadang sambil baring-baring di perpustakaan FKMI Iqtishad FE UNTAN.
     Risih juga jika ketahuan akhwat. Apalagi mau pinjam di bawa pulang. Jatuh maruah. Ya, bawa enjoy aja. Tak lebih, aku hanya ingin membaca cerpennya. Waktu itu, tersirat, mungkin, sebuah keinginan agar karyaku juga ada disana. Sekali lagi, mungkin. Betul kata orang bijak. Bermimpilah.
     Meskipun bukan dalam bentuk majalah, akhir tahun 2011 Desember lalu, satu karyaku nampil di salah satu kolom Annida-online.com. Salah satu hadiah paling berharga dalam hidupku. Cita-cita itu jadi kenyataan. Paling tidak, pernah satu kali. 
     "Panggilan Mak" judul cerpennya. Ketika duduk-duduk di depan kompu sambil menunggu orang belanja, teringat ibu mertua kakak sulungku. Sudah almarhum hampir 10 tahun yang lalu. Pertama mengenalnya hingga sampai wafat sama uzurnya. Terakhir, memanggil-manggil anaknya adalah lakonnya tiap hari. Tiap detik bahkan. Kurang lebihlah seperti yang saya tuliskan. Tentu saja, kakakku bukanlah seperti Siti di cerpen itu. Kakak tertuaku itu adalah sosok yang baik hati. Dan berbakti kepada ibu mertuanya. Dan juga, iparku juga tentunya, anak yang paling berbakti yang pernah ku kenal. Oleh karena itu, ibunya hanya mengenal satu anaknya, yaitu iparku tersebut, ketika ingatannya sudah lumpuh.
          
Kamis, 12 Juli 2012 0 Messages

Poverty

      Bagi anak FKIP jurusan Bahasa Inggris itu artinya sangat gampang. KEMISKINAN. Karena aku bukan alumni FKIP B.Inggris, makanya aku masuk ke site sederet.com untuk memastikan tulisan Poverty-nya.
    Gara-gara kata itu tuh, pemerintah kita sering berkedut keningnya. Pijat sana-sini. Eh, sakitnya makin banyak. Benar ke? 
      Kemiskinan, penyakit akut yang melanda berbagai negeri di dunia ini. Dulunya, ku kira kemiskinan hanya jatah negeri Indonesia Raya. Tetapi bangsa sekelas USA juga kebingungan menghadapi Poverty itu. Temannya adalah pengangguran. 
     Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Program-program diluncurkan. Visi-misi dihaturkan. Hasilnya. Berhasil. Berhasil sekian persen saja. Karena apa, karena orang miskin di sini terlalu banyak. Mereka yang menjabat bahkan merasa lebih miskin dari pada gepeng yang gelandangan. Makanya, tanpa di suruh, mereka cerdas untuk men-sunat dana-dana bergulir untuk rakyat kecil. Potong sedikit. Potong lagi. Dan tinggallah sepotong ayam goreng. Untung tak diminta oleh Upin-Ipin. Kalau iye.....jawabannya betoel tiga kali.
     Bermimpilah, selama itu tidak dilarang. Tapi jangan sampai berliur-liur. Pasalnya, kemiskinan itu sangat menggiurkan. Terutama bagi para politisi. Itu komoditas sebagai bumbu koar-koar mereka ketika akan mengajukan diri menjadi pejabat. Tak alpa kata "sejahtera" yang merupakan musuh bagi kemiskinan di lontarkan. Sejahtera dari Hongkong.
    Terbayang tidak jika kemiskinan benar-benar menipis. Mereka tidak bisa lagi membeli suara hanya dengan 10-20ribuan. Upeti demi merengkuh hati rakyat bertambah besar jumlahnya. Bisa dibayangkan? Gak bisa ya sudah. Bukan ujian kok.
      Itulah sebabnya, kemiskinan, bagi sebagian orang harus dipertahankan. Bibitnya tetap di sirami, dipupuk dan di kembangkan. Upah di minimalisir, harga hasil panen di turunkan, pendidikan di hargai selangit, birokrasi dipersulit. Satu Visi, pertahankan tanah air hingga titik darah penghabisan. Salah ya. Pertahankan kemiskinan.
0 Messages

Negeri Robin Hood

     Bergulirnya waktu bisa mengubah sejarah. Bagaimana tidak? Masih ingatkah dulu, sewaktu di SMU kelas satu semester kedua, kita mempelajari tentang peradaban kuno. Tepatnya Peradaban China Kuno. Di sana disebutkan salah satu sungai yang menjadi pusat kebudayaannya adalah sungai Yang Tze atau Sungai Kuning. Fakta mengungkapkan, sungai kuning tidak hanya ada di negera tirai bambu tersebut. Sungai Sambas yang mengalir di depan rumah saya saban hari berubah berwarna kuning. Oleh karena itu, sepertinya penerbit maupun penulis modul PR Sejarah kelas X semester Kedua harus merevisi ulang buku tersebut. (Nih gara-gara penambang emas liar).
       Dari Sambas, pindah ke United Kingdom. Wiiss keren. Bila ya bisa kesana. Negeri asal sosok Robin Hood. Lagi, berjalan dan berlarinya masa ke masa mengubah sejarah. Di negeri seribu pulau Indonesia tercinta ini, generasi Robin Hood beranak pinak. Bukankah seharusnya di negara penghelat Olimpiade 2012 sana? Seharusnya begitu, tapi Fakta berbicara lain. 
      Robin Hood adalah sosok manusia pembenaran. Mencuri demi orang miskin. Berjuang untuk rakyat kecil. Disini, pahlawan bersenjata panah itu disebut Koruptor. Awalnya sih memang dituding, di hina, dan di nista. Sidang demi sidang dijalani. Dan keajaiban terjadi. (Media ambil porsi). Setelah menyebutkan beberapa nama teman-teman yang terlibat, mereka justru di sebut SAKSI KUNCI. Seolah, tanpa mereka kasus gede itu tidak akan pernah terungkap. Lalu mereka pun di elu-elu kan oleh banyak orang. "Ayo pak katakan kebenaran". Mereka di sanjung dan di puja pula. Di lindungi super ekstra. Makanan pun harus steril dari tangan-tangan jahil.
        Itulah sebabnya kenapa mereka tersenyum setiap kali akan dan selepas sidang. Karena mereka generasi Robin Hood. Super Hero temannya BatMan. Dan manusia kelelawar itu masih jadi idol anak-dewasa-lansia. (Yang terakhir in memory).....
0 Messages

Secepatnye lah

    Beberapa hari ini hanya baru sampai sinopsis? zzzZZZZ...ape nak jadi ni? Kemana aja. Kebanyakan terlena dan terbuai ni. Selalu saja mengulur waktu. Kalau seperti itu, apakah akan selesai tulisanmu. Pikirkan baik-baik. Ini kesempatan, insya Allah, untuk mu bisa berbuat banyak hal ke depan. 
    Jangan sampai ia nya melayang begitu saja. Yang berharga tengah menunggumu. Ide oke. Alur tinggal tambah kreatif sedikit. Ending? Biarpun masih sedikit menggantung. Dari berjalannya waktu selama penggarapan, yakinlah ending yang wah akan kamu temui. So, mulailah menulis. Tak ada gunanya mengikuti klub atau grup menulis sana sini, offline maupun online, jika kenyataannya kamu masih enggan tuk menggoyangkan jari-jemarimu di atas tuts. 
     Peluangnya besar. Pasarannya masih sepi. Tema sejenis masih kurang di garap oleh penulis lain di negeri ini. Bukankah cita-citamu agar tulisanmu tidak hanya digandrungi oleh pembaca serumpun, tetapi juga kalangan minoritas? Seandainya kamu bingung mulai dari mana. Ayo, ku tunjukkan. Mulai dengan bismillah dan tekan satu huruf. "D". Kita sama-sama tahu, itu huruf dari judul yang ingin kamu tulis, kan. Tugasku ku kira cukup sampai disitu. Nasehatku tidak untuk kedua kali.
   Terima kasih untuk nasehat yang sangat-sangat "berharga". Ku tahu masalah yang tengah ku hadapi berkutat pada alur. Ku tahu inti masalah itu sendiri adalah kurangnya kerja keras. Kerja keras untuk mencari alur tak biasa. Makanya aku sering menghindar. Memang seharusnya itu tidak boleh aku lakukan jika ingin maju. Terus mundur, terus mundur. Awas belakang ada parit. He..he...
     Oqqelah kalau begitu. Tunggu aku ya. Jika aku tertidur, bangunkan. Jika aku terjaga, buatkan kopi. (agak manis. Kopinya juga diperbanyak. Kapal api lebih baik). Jika udah mantap mo nikah, jangan lupa sediakan mas kawinnya. (Apa hubungannya?).
     
 
0 Messages

Padang Bulan, Selesai

    Melayu benar pula tu. Satu kate, Fantastic. Finally selesai juga novel Andrea Hirata (Dwilogi Padang Bulan). Bacanya, mengupas habis karakter melayu kebanyakan. Mungkin saye ada disana. He..he.. Namun, tentunya tak bisa di pangkas rata. Sifat baik dan buruk itu berasal dari diri pribadi. Jika ternyata menimbulkan sebuah stigma negatif wajar ku kira. Karena orang memandang dari "kebanyakan orang". 
    Lagi, tentang perjuangan Enong si kecil yang berubah nama dan karakternya ketika dewasa menjadi Maryamah. Wanita tangguh yang lebih tangguh dari seorang Kartini. 
   Satu hal yang paling berkesan menurut saya, filosofi kopi. Di kupas tuntas begitu saja. Pertama, mendorong saya untuk meminum kopi panas setiap kali membacanya. Kedua, menambah penasaran pada ucapan seleb tentang produk wingsfood, TOP KOPI. Menghilangkan rasa itu, belilah satu sachet. Wah, iklan selalu saja begitu. Berlebih-lebihan.
     Inginku, menulis lebih baik dari itu. Titik
    
Minggu, 08 Juli 2012 0 Messages

Pernikahan

Pernikahan
Menyingkap tabir rahasia
Istri yang kamu nikahi tidak lah semulia Khadijah
Tidaklah setaqwa Aisyah
Pun tidak sesabar Fatimah
Apalagi secantik Zulaikha
Justru istirmu hanyalah wanita akhir zaman
Yang punya cita-cita menjadi solehah
Pernikahan
Mengajar kita kewajiban bersama
Istri menjadi tanah, kamu langit penaungnya
Istri ladang tanaman, kamu pemagarnya
Istri kiasan ternakan, kamu gembalanya
Istri adalah murid, kamu munsyidnya
Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya
Saat istri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya
Seketika istri menjadi racun, kamulah penawar bisanya
Seandainya istri tulang yang bengkok
Berhati-hatilah meluruskannya.
      Pernikahan
      Mengisyaratkan kita perlunya iman dan taqwa
      Untuk belajar meniti sabar dan Ridho Allah SWT
      Kamu bukanlah Rasulullah, 
      Bukan pula Ali
      Dirimu hanya suami akhir zaman 
      Yang berusaha menjadi sholeh
      Pernikahan
      Membuka tabir rahasia
      Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad SAW
      Tidaklah setaqwa Ibrahim As
      Tidaklah setabah Ayyub As
      Ataupun segagah Musa As
      Apalagi setampan Yusuf As
      Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman
      Yang punya cita-cita
      Membangun keturunan sholeh
      Pernikahan,
      Mengajar kita kewajiban bersama
      Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya
      Suami adalah nakhoda kapal, kamu navigatornya
      Suami bagaikan balita yang nakal
      kamu adalah penuntun kenakalannya
      Saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgahsananya
      Ketika suami menjadi bisa, kamulah obat penawarnya
      Seandainya suami masinis yang lancang
      Sabarlah memperingatkannya

(dikutip dari buku Tafakur Nikah: Dengan Keyakinan Ilahiyah Aku menikah)

Senin, 02 Juli 2012 0 Messages

Hobby

     Prestasiku beberapa hari ini adalah memasak mie dengan campuran labu siam, pesut, bengkoang, jagung muda dan terkadang juga telur goreng. Hmmm...akhir-akhir ini sangat tidak berselera untuk membuat lauk pauk. Jadilah hari-hariku mengganjal perut dengan makanan instan. Tahu tidak bagus untuk kesehatan, tetapi masih saja dilakoni. 
      Padahal, tahukah kamu, memasak adalah salah satu hobiku. Sejak SD malah. Ketika kudapati mak memasak lauk yang aku tak mau memakannya, aku menggerutu. Tetapi gerutuku berlanjut dengan inisiatif untuk membuat lauk sendiri. Tak jauh-jauh, nasi goreng menjadi andalanku. Wah, ternyata itu sudah belasan tahun silam. Aku rindu masa-masa itu. Masa dimana tidak ada yang perlu di pikirkan. 
       Berlanjut ke SMP hingga sekolah atas. Terlebih ketika aku duduk di bangku kuliah. Salah satu kiat berhemat adalah memasak sendiri. Memang tak salah untuk membeli, tetapi aliran dana masuk ke kantong waktu itu tersendat-sendat. Nasiiib. He..he..he..
        Dan sekarang, setelah lulus kuliah pun aku masih suka memasak. Tak perlu buku resep dan sebagainya. Menjadi koki paling kreatif sedunia. Pergi ke toko sayur, lihat-lihat sebentar dan ambil jenis-jenis yang ingin disantap siang dan malam hari. Memang pagi, aku jarang makan pagi. 
      Disitulah aku baru paham sakitnya hati mak ketika masakannya tidak dihargai. Sekarang aku tinggal dengan adik laki-laki yang baru duduk di kelas dua SMA. Seleranya jauh berbeda denganku. Sering, lauk yang ku masak hanya sedikit di jamah olehnya. Bahkan tidak sama sekali. Awalnya sih dongkol juga. Namun akhirnya, aku enjoy aja. Toh adikku, demi perutnya, ia rela membeli lauk kesukaannya (tempe sambal) di warung mak long. Yang boleh di bilang, aku tidak terlalu suka. 
       Lain lagi cerita malam hari. Biasanya lauk siang masih banyak. Jadi tinggal di panaskan saja. Adikku, biasanya kalau dompetnya lagi tebal, ia tak lupa membeli martabak kegemarannya.
Minggu, 01 Juli 2012 0 Messages

Metamorfosis

      Tadi, sempat terbaca dalam sebuah status di FB dalam bahasa inggris tentang binatang yang ku yakin semua manusia pasti menyukainya. Ya, kupu-kupu. Kira-kira arti yang kutangkap dari status tersebut adalah, akhir hidup seekor ulat bulu adalah menjelma dari kupu-kupu yang cantik.
      Itulah seharus aku. Metamorfosis ku perlukan jika tidak ingin, ketika mata ini tidak pernah lagi terbuka, namaku hanya tercatat dalam ijazah hasil studi dan kartu keluarga yang suatu saat pasti akan memudar. Sebelum itu semua terjadi, ku ingin menjadi lebih dari sekedar seorang anak manusia pedesaan. Bukan berarti ingin menjadi luar biasa, hanya saja aku dan kita semua pada umumnya pasti diberikan kesempatan untuk menjadi luar biasa. Betul?
     Dan sekarang aku adalah seekor "ulat bulu" yang mau tidak mau harus mulai bermetamorfosis. Mencari tempat yang tepat untuk memasuki tahap "kepompong", disanalah aku mungkin akan ditempa. Kekuatan dan kemampuan yang aku miliki menjadi bekal. Dan sesungguhnya masih sangat perlu untuk dikembangkan. 
     Sampai kapan? Sampai cita-cita yang hanya Tuhan dan aku sendiri yang tahu terwujud. Tak perlu di beberkan kepada siapapun, termasuk seseorang yang paling dekat dengan ku. Karena, aku lebih senang membuktikan daripada berbicara banyak. Ku pikir itu kelebihan dari seorang introvert. Tak perlu berkoar-koar sebelum berbuat sesuatu. 
      

 
;