Setelah tiga bulan berjumpa, ternyata aku belumlah banyak mengenalnya. Hari ini, dengan bangga ia menunjukkan hasil jarahanan. Polahnya semakin menjadi-jadi saat aku berkedut jidat. "Hey, apa itu?"
Larinya menuju dapur. Tetap dengan seekor binatang melekat di gigi tajamnya. Binatang kecil yang malang, berdarah-darah pula. Untungnya, tak perlu lagi merasakan sakit. Lantaran nyawa telah melayang sejak tadi.
Aku mengikuti ia ke dapur. Tapi justru ia turun lagi ke tanah. Meletakkan binatang malang itu di atas rumput tebal. Rerumputan pun tak mau tinggal diam. Jahil mencolek tubuh si kucing. Kucing kegelian.
Merasa terganggu, ia meloncat-loncat. Barangkali, pikirnya, rerumputan tengah mengajaknya bermain colek-colek. Si tikus masih tergolek.
Tiba-tiba datang kucing kuning. Matanya nanar, jelas-jelas menunjukkan perlawanan. Mengincar hasil jerih payah orang lain. Mana ia peduli. Yang ia tahu hanyalah, cacing dalam perutnya meronta-ronta. Kalau memang ada.
Ngrrrr.....Ia memulai aksinya. Si kucing pekerja keras tidak menyerah begitu saja. Ia balik membalas, "ngrrrrrr..."
Pergulatan tak bisa terelak lagi. Kucing betina VS kucing jantan. Meski terlihat garang, si betina bertekuk lutut. Mengalah dengan terpaksa. Salahnya sendiri, terlalu menimang-nimang si tikus. Jadinya....rejeki milik si kucing kuning.
Kini, kucing yang malang.
Cing, nih kue. Silakan dimakan ya....
Larinya menuju dapur. Tetap dengan seekor binatang melekat di gigi tajamnya. Binatang kecil yang malang, berdarah-darah pula. Untungnya, tak perlu lagi merasakan sakit. Lantaran nyawa telah melayang sejak tadi.
Aku mengikuti ia ke dapur. Tapi justru ia turun lagi ke tanah. Meletakkan binatang malang itu di atas rumput tebal. Rerumputan pun tak mau tinggal diam. Jahil mencolek tubuh si kucing. Kucing kegelian.
Merasa terganggu, ia meloncat-loncat. Barangkali, pikirnya, rerumputan tengah mengajaknya bermain colek-colek. Si tikus masih tergolek.
Tiba-tiba datang kucing kuning. Matanya nanar, jelas-jelas menunjukkan perlawanan. Mengincar hasil jerih payah orang lain. Mana ia peduli. Yang ia tahu hanyalah, cacing dalam perutnya meronta-ronta. Kalau memang ada.
Ngrrrr.....Ia memulai aksinya. Si kucing pekerja keras tidak menyerah begitu saja. Ia balik membalas, "ngrrrrrr..."
Pergulatan tak bisa terelak lagi. Kucing betina VS kucing jantan. Meski terlihat garang, si betina bertekuk lutut. Mengalah dengan terpaksa. Salahnya sendiri, terlalu menimang-nimang si tikus. Jadinya....rejeki milik si kucing kuning.
Kini, kucing yang malang.
Cing, nih kue. Silakan dimakan ya....