Aseli, KATA-KATA raib dari diriku. Yah, benda abstrak itu seolah lenyap seiring lajunye waktu. Bantuan Dora pun gak mungkin mengembalikannya. Ada ide?
Wooooww, pekerjaan apa ini. Saat sadar aku tengah memegang tang yang melekat pada gigi seekor binatang buas. tinggal di dimensi yang penuh kreativitas ini memang terkadang cukup aneh. Harimau itu menyeringai kearahku dimana aku tepat berada di bawahnya. Seseorang, tidak jelas juga siapa, ku kira bapak atau siapa pun itu, mengatakan, "mencabut gigi taringnya akan mempertajam gigi baru nantinya." Begitulah. Teori yang tidak pernah masuk akal. "Tidakkah ia akan menerkamku," aku memastikan segalanya baik-baik saja. "Tidak," jawab lelaki itu singkat.
Sementara aku sibuk bekerja, dua pasang mataku dan Harimau itu beradu. Jauh di kedalaman penglihatan binatang kaki empat tersebut, aku mendapati ia tengah tersenyum. Well, entah bagaimana. Namanya juga mimpi kesorean.
Belum lagi cerita yang mama Dedeh bergabung dalam sebuah Marching Band. Waduh, luar biasa banget! Bisa-bisa saja sih mencari selingan ditengah sibuknya beliau berdakwah, mengisi program rohani Islam pagi hari dan sesekali menjadi bintang iklan produk komersil. Aku tepat di belakangnya. Kami sama-sama meniup Melofon (sebenarnya tidak tahu namanya, baru saja search di google). Oho...luar biasa. Kalau ini kisah lantaran tidur lagi pasca subuh....Maaf Mama Dedeh. Kalau mo nyalahin, salahkan mimpiku saja.
Wooooww, pekerjaan apa ini. Saat sadar aku tengah memegang tang yang melekat pada gigi seekor binatang buas. tinggal di dimensi yang penuh kreativitas ini memang terkadang cukup aneh. Harimau itu menyeringai kearahku dimana aku tepat berada di bawahnya. Seseorang, tidak jelas juga siapa, ku kira bapak atau siapa pun itu, mengatakan, "mencabut gigi taringnya akan mempertajam gigi baru nantinya." Begitulah. Teori yang tidak pernah masuk akal. "Tidakkah ia akan menerkamku," aku memastikan segalanya baik-baik saja. "Tidak," jawab lelaki itu singkat.
Sementara aku sibuk bekerja, dua pasang mataku dan Harimau itu beradu. Jauh di kedalaman penglihatan binatang kaki empat tersebut, aku mendapati ia tengah tersenyum. Well, entah bagaimana. Namanya juga mimpi kesorean.
Belum lagi cerita yang mama Dedeh bergabung dalam sebuah Marching Band. Waduh, luar biasa banget! Bisa-bisa saja sih mencari selingan ditengah sibuknya beliau berdakwah, mengisi program rohani Islam pagi hari dan sesekali menjadi bintang iklan produk komersil. Aku tepat di belakangnya. Kami sama-sama meniup Melofon (sebenarnya tidak tahu namanya, baru saja search di google). Oho...luar biasa. Kalau ini kisah lantaran tidur lagi pasca subuh....Maaf Mama Dedeh. Kalau mo nyalahin, salahkan mimpiku saja.