Terlambat penasarannya! Uh...terserah saja. Yang terpenting sekarang aku sudah tahu bagaimana membuatnya seperti itu.
Tiba-tiba aku bertanya-tanya bagaimana sih nge-print sesuatu yang hasilnya terpotong-potong. Memuaskan diri, maka akupun menghidupkan komputer beserta printer, lalu mengotak-atik ke bagian properties dalam keadaan siap print. Teng-ting-tong. Dan...dapat. Oh, rupanya ada setting-an khusus yang dinamai POSTER. Seringaiku mengembang. Tapi hati yang melakukannya.
Percobaanpun bermula. File yang kupilih adalah pamplet Sentras (nama usaha jasaku saat ini) yang baru saja kuselesaikan siangnya. Tre...t-tre...t-tre...t. Jadi. Sejatinya pamplet yang berhalaman satu, setting poster menjadikannya empat halaman kertas A4 penuh. Sempurna.
Sayangkan jika itu harus berakhir di tong sampah. Membuang tinta printer sekaligus kertas yang terpakai meski bekas. Ide ku muncul seketika. Berhubung azan Isya telah berkumandang, apa yang terlintas dipikiranku itu dipending sampai keesokan harinya.
Esok harinya aku bergegas menunaikan hajat yang tertunda malam sebelumnya. Setelah menggenahkan posisi spanduk kecil punya rekanan di muka kios, saatnya aku mencipta karya. Untungnya sisa double tip yang menempel di dinding masih bisa digunakan. Dan pas sekali untuk ditempeli empat lembar kertas. Tempel sana-sini dan selesai juga akhirnya.
Sayangnya, pertemuan antar sisi kertas tampak jelas sekali. Berpikir-berpikir-berpikir! Cukup banyak sisa sterofom yang terbengkalai. Memotongnya selebar jari dan agak memanjang menjadi pilihanku. Kemudian ditempel pada pinggir kertas dengan tidak biasa. Sebuah bingkai tidak utuh. Persis yang kubayangkan.
Selanjutnya memberi sentuhan pada garis perpotongan empat lembar kertas bagian dalam. Ku raih pensil, lalu menggambar titik banyak-banyak secara berpasangan, vertikal dan horizontal. Selanjutnya adalah menarik garis untuk menghubungkan antar titik. Aha! Seolah-olah kertas itu dijahit sebelum ditempel ke dinding. Kesan jahitannya begitu mencolok dan berhasil mengaburkan tiap sisi perpotongan kertas.
Tak lama berselang aku jadi berpikir. Setiap orang pasti punya kekurangan. Sepertinya tidak perlu menyembunyikan kekurangan tersebut. Justru seharusnya menjadikan diri lebih sempurna dengan kekurangan yang ada.
0 Messages:
Posting Komentar