Jumat, 03 Mei 2013

Bakat Terpendam

Senang bisa menemukan satu lagi hal yang dapat mengusir kejenuhan, selain memasak dan menulis tentunya. Menggambar memang bukanlah hal asing bagiku. Hanya saja terlampau lama ditinggalkan. Kalau istilah sekarang, kurang terupdate. Jadinya bakat itu tidak pernah berkembang sama sekali. 

Dan kesempatan itu terbuka lebar. Namun justru bingung untuk memulainya dari mana agar menjadi profesional. Simpel saja sebenarnya, tinggal ikut kelas melukis yang pastinya tersedia paket dari pemula hingga  advance. Memang sih, namun masalah klasik menjadi kendala. Apalagi kalau bukan tentang money. So, pilihan yang paling masuk akal adalah autodidak. Meski tidak ada ukuran jelas atau barangkali kabur untuk menuju kepada keahlian mapan. 

Ah, kalau di pikir-pikir ini sebenarnya masa menemukan diri. Saat menanyai mbah google mengenai cara mengenal potensi diri, jawabnya tak lebih dari "kalau kau selalu senang dan tidak ingat untuk makan ketika melakukannya, di situ lah potensimu."

Aku tidak menyangkal. Saat memasak, segala permasalahan menguap seperti air dibawah terik mentari. Pikiran menjadi terbuka, dan senang ketika kita atau orang lain menyantapnya dengan lahap. Itu yang pertama. Kedua, menulis ini punya momok tersendiri. Tidak perlu dipertentangkan lagi bahwa mood terkadang mengambil alih potensi yang satu ini. Banyak praktisi yang berasal dari penulis hebat menekankan jangan menulis berdasarkan mood atau peralatan tertentu. Menulislah! tegasnya. Saat mengetik kata demi kata, membuat plot atau alur cerita, memberikan sentuhan emosional pada tokoh kita, ya kalau semudah itu, biasa menulis menjadi hal yang sungguh menyenangkan. Tidak sabar rasanya untuk menuntaskannya segera. Dan lainlah kalau yang terjadi justru sebaliknya. Nanti lah....adalah kata pamungkas untuk membenarkan kemalasan diri. Makanya hingga kini karya tulisan baru setipis kulit ari. 

Terakhir, menggambar. Kalau memasak iramanya adalah desisan api biru dan berdendang hentakan jari, saat menggambar aku lebih senang bernyanyi. Kayak anak kecil saja. Nyatanya memang begitu. Saat menggambar animasi tertentu, sadar tidak sadar justru mulutku menyanyikan soundtracknya. Saat menggambar sketsa lady, entah bagaimana yang keluar adalah lagu tentang cinta. Uh...

Dan ini adalah gambar keempat yang kutempel pada dinding dimana telah ada dua gambar lainnya. Sekedar mengisi waktu senggang. 

0 Messages:

Posting Komentar

 
;