Selasa, 02 September 2014

Nanny Mencari Alamat Palsu


Berhari-hari, seingat Soe sejak hari itu hingga dalam minggu kemarin, Nanny tetap mencari. Teriakannya nyaring, nyaring sekali. Kalau tidak berlebihanlah ya, kamu yang mendengarnya akan merasa 'agak' miris.

Bermula, berminggu-minggu yang silam, dan begini ceritanya......
...........
Apa tidaknya, sepulangnya dari kampung halaman, Soe mendapati tiga anak Nanny menyebar kotoran di ruang tamu. Alias ruang kerja Soe sendiri. Takkan pula, baru datang mesti mengurus yang demikian lagi. Huh...

Timbul rasa geram juga dibuatnya.

Sebelum pulang kampung, Soe telah memasukkan Nanny beserta satu anaknya yang berhasil ditangkap ke dalam kardus. Untuk dikeluarkan selama ia pergi. Tetapi dua ekor lainnya mengumpat semakin dalam dan jauh ke bawah tangga. Bergabung dengan tumpukan kardus. Demi, demi menjangkaunya harus bongkar itu tumpukan? Tidak lah. Soe menyerah setelah mencoba berulang-ulang kali mengumpan agar mereka keluar.

Jadilah Nanny dan tiga anaknya, dengan berat hati tetap berada di rumah.

Kembali ke awal.
Beruntung belum ada konsumen yang datang ke Sentras kala itu. Soe berkutat dengan cepat dan jengah, membersihkan buangan tiga anak Nanny. Nanny, sewaktu ditinggalkan, entah dari mana ia keluar rumah tapi sampai Soe datang, ia tak bisa masuk lagi. Pintar sekali!

Sementara  Soe sibuk, Nanny menyusui ketiga anaknya yang teramat sangat lapar.

Tuntas!
Namun masih menyisakan nada-nada kedongkolan di hati. Bagaimana ya caranya agar ini tak terulang lagi?

Baiklah, konsumen pun datang, dan Soe lupa sejenak permasalahannya.

Beberapa jam kemudian.
Eh, bara geram masih ada rupanya. Ketika tiga anak Nanny bermain-main, Soe menyuruhnya masuk lagi ke bawah tangga. Terdengar kejam, bukan? Dan Soe menyesal setelah semuanya terlanjur terjadi.

Tiga anak Nanny ketakutan, berlari menuju 'rumah' mereka. Di bawah tangga. Nanny hanya mengerjapkan mata. Itu terus berulang beberapa kali. Sampai.....

Ini teramat...ah sudahlah.

Nanny menjemur diri di muka pintu belakang. Anaknya yang sudahpun kenyang berlari-lari di sekitarnya. Soe pun dengan teganya menutup pintu. Yang berakibat menggeser tubuh Nanny ke luar rumah. Dua anaknya berlari ke 'rumah' mereka.

Pintu tetap tertutup. Nanny memanggil anaknya. Soe bekerja keras menangkap mereka tadi. Dan berhasil! Mengeluarkan mereka kesemuanya, merapatkan pintu dapur lagi.

Padahal Soe tidak benar-benar ingin "mengusir" mereka.

Inilah awal pencarian alamat palsu Nanny.

Tak lama setelah kejadian itu, Nanny dengan santainya melenggang masuk dari pintu depan tanpa ketiga anaknya. Ia terus melangkah menuju dapur. Soe yakin, buah hatinya masih ada di balik pintu dapur.

Nanny meringkuk di lantai kisaran setengah jam-an begitu. Lalu, ia pun keluar lagi.
Soe tidak tahu apa yang terjadi setelahnya.

Saat siang bertandang, Nanny sendiri saja. Sore pun tak beda. Hingga keesokan harinya dan esok-esoknya lagi, Nanny tetap sendiri saja. Kemana anak-anaknya?

Kupikir hijrah ke rumah tetangga lantaran merasa terusir. Soe tanya kesana, jawaban mereka, "sean" alias "tidak ada". Soe barangkali bertanya pada penghuni rumah yang salah, yang tak tahu keberadaan anak kucing tersebut.

Nanny mengunjungi rumah tetangga. Ah, barangkali, pikir Soe, memang di rumah itu.
Hari berganti hari. Nanny mulai memanggil-manggil anak-anaknya. Setiap kali naik ke rumah, arah bawah tangga lah ia mengeraskan suara. Soe membayangkan keajaiban, tiga anak kucing keluar dari sana. Nyatanya, KOSONG.

Nanny meraung-raung lagi. Bila kau mendengarnya, barangkali akan terharu.

Soe bertanya lagi ke tetangga kiri kanan, barangkali anaknya Nanny ada di rumah mereka. Tetap sama.  Mereka, menghilang tanpa jejak. 

0 Messages:

Posting Komentar

 
;