Rabu, 01 Mei 2013

Behind the 2 Pics

Aku tengah corat-coret diatas kertas putih polos ketika temanku itu datang. Beliau bekerja di salah satu bank swasta syariah di kota ini. Kami berjabat tangan dan ia langsung duduk setelahnya. Pembicaraan selanjutnya bertukar kabar dan hal-hal yang ringan. Hingga akhirnya pada topik apa yang ditempel di dinding.
Alamak!
Terlanjur tampak, aku langsung menjelaskan saat beliau mengungkapkan, "ada bakat terpendam nih, bang."

Menggambar atau melukis sebenarnya bukanlah hal asing bagiku. Hobi ini telah menjalar sejak SD. Siang, setelah pulang sekolah dan makan, aku biasanya tengkurap sendiri di beranda ditemani pen dan buku bekas. Tak lain, yang tengah kukerjakan adalah menggambar kartun. Masa anak-anak adalah masa dimana imajinasi kita bergerak tanpa batas. Kalau anak-anak lain barangkali perlu dongeng sebelum tidur, maka aku mendongengi diri sendiri lewat coretan-coretan tak jelas tersebut. Tak peduli lah bentuknya lain sama sekali dengan superhero andalan, yang penting alur cerita yang direka bisa menghanyutkan. Lembar pertama adalah untuk menggambar sang jagoan dan musuhnya. Lembar kedua, mungkin, aku lupa, dimana dua sosok tadi tengah bertempur, dan begitulah seterusnya. Tak lama kemudian, tahu-tahu mata pena tidak lagi bergerak, sementara aku telah hanyut dalam mimpi.

Menggambar pakai pensil tidak seru! Oleh karena itu, pena apapun tidak boleh menganggur sedikit. Dan yah, pena bapak yang selalu menjadi korban. Ketahuan, beliau menggerutu. Aku monyong sebelum berhenti. 

Aku tertawa, "ah, biasa saja. Sikit-sikit bisalah." Itu sekedar respon atas tanggapan temanku tadi. 

Sambil menunggu pelanggan datang, kuraih pensil 2B dan kertas HVS ukuran A4. Tekstur permukaan meja komputer yang bergelombang-gelombang, menjadikan enak mengarsir diatasnya. Dan.....inilah hasil perdananya kemarin siang. Dan ini pula yang kucari kemana-mana sejak pagi. Eeh, rupanya tadi malam ku tempel dengan senang hati di dinding. Padahal niatnya mau di lepas saja keesokan harinya. Ketahuan deh!












Perbincangan kami berlanjut ke pembahasan lainnya. Sopan tidak sopan, entahlah. Aku berbincang sambil menarikan pensil 2B di atas kertas HVS yang berukuran A4 lagi. Tema ini telah ku rekam dalam memori sejak kemarin. Visualisasinya baru nampak sedikit. Kami berbincang, tanganku menggambar. Karya kedua, ini dia.....ku beri nama RoseLady. Komentar teman di FB mengatakan "Pujangga Baru". 


Sore ini, ada gambar yang hendak di buat dengan tema berbeda tentunya. Nyatanya, kemampuan menggambarku masih cetek. Semakin banyak coretan yang dibuat, sebanyak itu pula penghapus menyamarkan jejak. Itu petanda hasilnya tidak bakal maksimal kalau dipaksakan. Lebih baik mencari aktivitas lain. Kusadari, menggambar dua karya diatas tidak dilandasi dengan unsur pemaksaan diri. Mengalir begitu saja seperti air. Besok saja, kalau memungkinkan. 

Gambar dua telah ku tempel dengan yakin tepat dibawah gambar pertama. 



0 Messages:

Posting Komentar

 
;