Keraje pakse namenye tok e
1000 lembar tiket dalam semalam. Mesti bilang wow! Belum lagi desakan yang bersifat penting dan mengharuskan. I’m not a machine. Sentras yakin insya Allah bisa melaksanakannya, kalau segala sesuatunya berjalan lancar. Kalau seperti ini, kekhawatiran terletak pada sesuatu di luar kekuasaanku.Semisal, ketersediaan kertas sesuai pesanan (mengingat malam sebentar lagi menjelma), listrik mati, dan sumber daya manusia. Untungnya untuk poin yang terakhir, adikku mau mengorbankan waktunya.
Sehabis Isya baru sempat berburu ke pasar. Dua toko incaran sejak berangkat, tutup! Mencoba keberutungan, aku menjelajahi sudut pasar lainnya. Kosong! Maka aku pun mengajak Fizer gontai menuju jalan pulang, mengikut irama hati. Saja memacu tanpa arah. Dan ketika berbelok ke kiri menuju terminal utama kota Sambas, baru teringat bahwa disana ada satu toko. Aha…
Maka, malam minggu nan suram dimana awan berkeloni di langit, adalah bertajuk lembur. Yah, tidak lama-lama sangat sih. 11 saat mata mulai redup dan kesadaran mulai berkurang, separoh pekerjaan dipending kemudian dilanjutkan keesokan paginya.
Kejar target berbuah manis. Hampir sepuluh pagi, selesai juga. Alhamdulillah. Akhirnya Cutter dan penggaris pun bisa istirahat dengan aman sentosa. Syukur atas kehadirat Allah atas semua kemudahan dan patner kerja kali ini, adik. Kelegaan menghinggapi kami berdua, berikut kepuasan hasil menaungi.
Saat ada sedikit jeda, aku teringat beberapa waktu yang lalu. Rupanya inilah janji Allah yang sempat kuragukan kepastiannya. Astagfirullah. Allah mengganti peluang rezeki yang sengaja kulepas dengan rezeki yang halal. Bahkan secara nilai, angkanya lebih besar. Alhamdulillah ya…hitung-hitung tantangan buat mengetahui sejauh mana kapasitas siri...
1000 lembar tiket dalam semalam. Mesti bilang wow! Belum lagi desakan yang bersifat penting dan mengharuskan. I’m not a machine. Sentras yakin insya Allah bisa melaksanakannya, kalau segala sesuatunya berjalan lancar. Kalau seperti ini, kekhawatiran terletak pada sesuatu di luar kekuasaanku.Semisal, ketersediaan kertas sesuai pesanan (mengingat malam sebentar lagi menjelma), listrik mati, dan sumber daya manusia. Untungnya untuk poin yang terakhir, adikku mau mengorbankan waktunya.
Sehabis Isya baru sempat berburu ke pasar. Dua toko incaran sejak berangkat, tutup! Mencoba keberutungan, aku menjelajahi sudut pasar lainnya. Kosong! Maka aku pun mengajak Fizer gontai menuju jalan pulang, mengikut irama hati. Saja memacu tanpa arah. Dan ketika berbelok ke kiri menuju terminal utama kota Sambas, baru teringat bahwa disana ada satu toko. Aha…
Maka, malam minggu nan suram dimana awan berkeloni di langit, adalah bertajuk lembur. Yah, tidak lama-lama sangat sih. 11 saat mata mulai redup dan kesadaran mulai berkurang, separoh pekerjaan dipending kemudian dilanjutkan keesokan paginya.
Kejar target berbuah manis. Hampir sepuluh pagi, selesai juga. Alhamdulillah. Akhirnya Cutter dan penggaris pun bisa istirahat dengan aman sentosa. Syukur atas kehadirat Allah atas semua kemudahan dan patner kerja kali ini, adik. Kelegaan menghinggapi kami berdua, berikut kepuasan hasil menaungi.
Saat ada sedikit jeda, aku teringat beberapa waktu yang lalu. Rupanya inilah janji Allah yang sempat kuragukan kepastiannya. Astagfirullah. Allah mengganti peluang rezeki yang sengaja kulepas dengan rezeki yang halal. Bahkan secara nilai, angkanya lebih besar. Alhamdulillah ya…hitung-hitung tantangan buat mengetahui sejauh mana kapasitas siri...
0 Messages:
Posting Komentar