Senin, 02 Juli 2012

Hobby

     Prestasiku beberapa hari ini adalah memasak mie dengan campuran labu siam, pesut, bengkoang, jagung muda dan terkadang juga telur goreng. Hmmm...akhir-akhir ini sangat tidak berselera untuk membuat lauk pauk. Jadilah hari-hariku mengganjal perut dengan makanan instan. Tahu tidak bagus untuk kesehatan, tetapi masih saja dilakoni. 
      Padahal, tahukah kamu, memasak adalah salah satu hobiku. Sejak SD malah. Ketika kudapati mak memasak lauk yang aku tak mau memakannya, aku menggerutu. Tetapi gerutuku berlanjut dengan inisiatif untuk membuat lauk sendiri. Tak jauh-jauh, nasi goreng menjadi andalanku. Wah, ternyata itu sudah belasan tahun silam. Aku rindu masa-masa itu. Masa dimana tidak ada yang perlu di pikirkan. 
       Berlanjut ke SMP hingga sekolah atas. Terlebih ketika aku duduk di bangku kuliah. Salah satu kiat berhemat adalah memasak sendiri. Memang tak salah untuk membeli, tetapi aliran dana masuk ke kantong waktu itu tersendat-sendat. Nasiiib. He..he..he..
        Dan sekarang, setelah lulus kuliah pun aku masih suka memasak. Tak perlu buku resep dan sebagainya. Menjadi koki paling kreatif sedunia. Pergi ke toko sayur, lihat-lihat sebentar dan ambil jenis-jenis yang ingin disantap siang dan malam hari. Memang pagi, aku jarang makan pagi. 
      Disitulah aku baru paham sakitnya hati mak ketika masakannya tidak dihargai. Sekarang aku tinggal dengan adik laki-laki yang baru duduk di kelas dua SMA. Seleranya jauh berbeda denganku. Sering, lauk yang ku masak hanya sedikit di jamah olehnya. Bahkan tidak sama sekali. Awalnya sih dongkol juga. Namun akhirnya, aku enjoy aja. Toh adikku, demi perutnya, ia rela membeli lauk kesukaannya (tempe sambal) di warung mak long. Yang boleh di bilang, aku tidak terlalu suka. 
       Lain lagi cerita malam hari. Biasanya lauk siang masih banyak. Jadi tinggal di panaskan saja. Adikku, biasanya kalau dompetnya lagi tebal, ia tak lupa membeli martabak kegemarannya.

0 Messages:

Posting Komentar

 
;