Kamis, 26 Juli 2012

Century 16, Colorado (in Fiction)

Sepasang suami istri itu berjalan bergandengan. Tergesa-gesa. Namun juga tertawa lepas.
      "Aku tak percaya, kita akan menghabiskan waktu disini."
      "Well, aku hanya ingin di bilang mengikuti perkembangan. Kau tahukan, lex, Miss Frank selalu saja menanyakan apakah aku akan menonton ini."
      "Kenyataannya, kita ada diantara mereka semua."
      Keduanya melayangkan pandangan kepada semua orang yang berdesak-desakan. Ingin saling mendahului.
      "Lihat," Joana menunjuk kearah seorang lelaki berambut merah di pojok gedung. "Apa yang ia lakukan?"
     "Kita ke sini bukan untuk membahas orang-orang aneh, bukan?" Alex berucap sembari merangkul bahu istrinya. "Ayo, sebelum kita terlambat."
Keduanya melenggang menuju gedung bertuliskan Century 16 terpampang besar. Sama terburu-burunya dengan para penonton lainnya, Alex dan Joana berlari-lari kecil. Memang terlihat lucu. Bukankah mereka sudah mengantongi tiket masing-masing. Superhero legendaris bertanduk dua itu memang berhasil menyihir sebagian besar warga Amerika. Kecuali, lelaki teraneh di luar tadi, pikir Joana. 
     Alex lega. Duduk dideretan terdepan punya nilai kebanggan tersendiri. Jauh-jauh hari ia telah membooking kursi tersebut. Dan itu atas desakan istrinya.  Padahal mereka sama-sama tahu, menonton merupakan item langka dari aktifitas harian mereka. Alex lebih memilih berkutat di ruang seninya. Disalah satu pojok rumah. Sementara Joana berusaha menjadi wanita pelopor penghijauan kota. Ya, aktivis lingkungan hidup.
       Joana sibuk dengan snack, sementara Alex sebenar-sebentar melihat jam tangannya. Dua menit lagi, pikirnya. 
       "Lihat," Joana berbisik sambil memajukan mulutnya ke pintu masuk. "Tak kusangka dadanya tidak normal seperti itu."
       Alex memperhatikan lekat-lekat sosok pemuda itu. Di liriknya bangku kosong disebelahnya. Joana mengikuti.
         "Ku harap tidak." ungkap Joana
         Alex mengangkat kedua bahunya. Ia tidak peduli.
        Pemuda itu mendekati mereka. Mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Memastikan apakah nomor duduk di kertas itu sama dengan kursi kosong dihadapannya. "Permisi." Katanya kemudian.
      Alex berusaha untuk tersenyum dan Joana seolah tidak mendengar. Ia menyapukan matanya ke seantaro gedung.   
       It's Show Time. Semua mata tertuju pada satu layar. Soundtrack Batman-The Dark Knight Rises memenuhi gendang telinga masing-masing. Semuanya dimulai dengan huruf WB.
       Pemuda kerempeng berambut merah tiba-tiba berdiri.
       "Hey kau!" Seseorang meneriakinya di belakang.
       Tak berselang lama, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam bajunya. Kini semua mata tertuju padanya. Apa mungkin ini semacam kejutan dari manajemen bioskop. Dan benar-benar kejutan.
       Peluru membabi buta. Kesegala penjuru mata angin. Anak-anak histeris mendengar bunyi tembakan. Demikian pula para wanitanya. Laki-lakinya pula berusaha untuk menyelamatkan orang-orang yang disayanginya.
        Joana bergemetar di tempat duduknya. Ia merunduk di bawah kursi. Sebuah tangan meraba-raba badannya. Itu Alex. Selain suara senjata api yang memuntahkan pelurunya, si pemuda berambut merah tertawa sejadi-jadinya. "I'm Joker."
        Beberapa orang yang berusaha keluar bioskop menjadi sasaran tembak. Tubuh itu terjatuh sebelum mencapai pintu keluar. Mereka yang berdiri demikian pula. Ambruk terkena semburan peluru yang mendesing.
       Alex nekat. Di terkamnya pemuda tersebut. Pergulatan terjadi. Saling tonjok. Alex berada di atas tubuh pemuda itu. Berusaha merebut senjatanya. Namun pemilik senjata tak mau menyerah begitu saja. Di terjangnya tubuh Alex hingga terjungkal ke belakang. Sebelum terlembar ke dinding, Alex sempat mendengar jeritan Joana. Sebuah peluru bersarang di dada Alex. Joana pingsan.
         Ketika Joana terbangun, didapati dirinya tengah berada di sebuah ruangan berwarna putih. Dan saat kesadarannya benar-benar sudah kembali. Jeritannya menjadi.

6 Messages:

zfakhiroh mengatakan...

wow. pendek tapi berasa. keren. i like it.

Gho Soe mengatakan...

trims Z, tp tngah ngumpulkan soul nulis lagi

zfakhiroh mengatakan...

soul? klw bc cerpen ni sepertinya dh ad tuh soulny. gy bhsanya kren. mngalir

Gho Soe mengatakan...

sedikit, mungkin

KehidupaN (Nha) mengatakan...

Numpang komen kakek po :D

Gho Soe mengatakan...

sile

Posting Komentar

 
;