Masih di Planet Cinta.
Seminar berjalan sukses. Bahkan sambutan universitas di luar dugaan Soe sendiri. Kalau dibumi, ia hanya mendapatkan fee berlimpah-limpah atas jasanya, disini ia mendapatkan sebuah rumah dan tanah lengkap dengan surat menyuratnya. Enak sekali. Barangkali itu sebabnya, penduduk bumi mulai melirik hijrah ke planet pink ini. Ketika bumi kian padat dan gerah, sepertinya planet cinta begitu menarik.
Tak mau menunggu waktu lama, begitu selesai agenda wajib, Soe penasaran dan minta diantar ke rumah barunya. Rupanya, begitu ia melangkah keluar pintu utama gedung universitas, sebuah pesawat jet pribadi tengah menunggunya. Sang rektor langsung mempersilakan.
"Terima kasih."
Itulah kata terakhir untuk pertemuan mereka kali ini. Soalnya esok, Soe harus kembali ke bumi. Meski tidak ada seseorang pun yang menantinya disana, menghilang dua hari dari planet kelahirannya, dalam hatinya timbul rasa rindu pula.
Hanya ada seorang pilot, Soe dan seorang lagi perwakilan universitas di pesawat mungil itu. "Berapa lama kita akan sampai?" tanya Soe jelas sekali menunjukkan ketidaksabarannya.
Perwakilan universitas disampingnya menjawab, "lima menit sebelas detik, sir."
Ada hitung detik juga ya? pikir Soe. Bahkan Jepang yang terkenal dengan kedisiplinannya tak pernah menyebutkan hitungan detik dibelakang menit.
"Oh ya, sir. Ini ada undangan dari salah satu peserta seminar." Ucap lelaki di samping Soe.
Undangan? Dalam bingung, Soe memindahkan kertas pink tersebut ketangannya. Belum sempat ia membukanya, pesawat telah pun mendarat. Perhatian akan undangan misterius itu langsung tersedot, ketika ia menyaksikan kemegahan rumah di hadapannya.
Bersambung.......
#Justfiction#
Seminar berjalan sukses. Bahkan sambutan universitas di luar dugaan Soe sendiri. Kalau dibumi, ia hanya mendapatkan fee berlimpah-limpah atas jasanya, disini ia mendapatkan sebuah rumah dan tanah lengkap dengan surat menyuratnya. Enak sekali. Barangkali itu sebabnya, penduduk bumi mulai melirik hijrah ke planet pink ini. Ketika bumi kian padat dan gerah, sepertinya planet cinta begitu menarik.
Tak mau menunggu waktu lama, begitu selesai agenda wajib, Soe penasaran dan minta diantar ke rumah barunya. Rupanya, begitu ia melangkah keluar pintu utama gedung universitas, sebuah pesawat jet pribadi tengah menunggunya. Sang rektor langsung mempersilakan.
"Terima kasih."
Itulah kata terakhir untuk pertemuan mereka kali ini. Soalnya esok, Soe harus kembali ke bumi. Meski tidak ada seseorang pun yang menantinya disana, menghilang dua hari dari planet kelahirannya, dalam hatinya timbul rasa rindu pula.
Hanya ada seorang pilot, Soe dan seorang lagi perwakilan universitas di pesawat mungil itu. "Berapa lama kita akan sampai?" tanya Soe jelas sekali menunjukkan ketidaksabarannya.
Perwakilan universitas disampingnya menjawab, "lima menit sebelas detik, sir."
Ada hitung detik juga ya? pikir Soe. Bahkan Jepang yang terkenal dengan kedisiplinannya tak pernah menyebutkan hitungan detik dibelakang menit.
"Oh ya, sir. Ini ada undangan dari salah satu peserta seminar." Ucap lelaki di samping Soe.
Undangan? Dalam bingung, Soe memindahkan kertas pink tersebut ketangannya. Belum sempat ia membukanya, pesawat telah pun mendarat. Perhatian akan undangan misterius itu langsung tersedot, ketika ia menyaksikan kemegahan rumah di hadapannya.
Bersambung.......
#Justfiction#
0 Messages:
Posting Komentar