Minggu, 23 Maret 2014

UNDANGAN MISTERIUS (PART 2)

“MENIKAHLAH DENGAN PUTRIKU. PERUMAHAN CINTA BOULEVARD BLOK A1 NO. 10" 

Planet Cinta Memang Aneh. 

Tak ingin dituntut untuk kali kedua, mau tidak mau Soe mendatangi alamat yang dimaksud. Pun kesan “wah” pada rumahnya tidak lagi menyita perasaannya. Lambat laun justru rumah yang keseluruhannya berwarna pink itu kian membosankan. Soe meyakinkan diri tuk merehab ulang catnya sekembalinya nanti ia ke planet ini. Dan hei, undangan misterius di tangannya membuat kemungkinan itu terbuka lebar.

"Nien, silakan masuk nak."

Dan Soe terguncang hebat malam itu. Melihat Nien, gadis yang hendak dijodohkan dengannya, seolah ia terlempar pada suatu waktu. Tak pernah membayangkan perkara ini bisa terjadi dalam hidupnya. Nien persis sama dengan seseorang di planet bumi. Riak muka, cara bicara serta berpakaian, dan senyumnya. Duh....“seseorang” yang pernah mengisi relung hatinya, membuat hari-harinya begitu hidup sekaligus menghancurkan sisanya setelah itu.

Soe masih tercengang sampai sebuah suara menyentak kesadarannya, "bagaimana?" Ayah Nien menunggu dengan sabar. Sementara Nien dan ibunya membisu saja.

“Saya…” Soe ragu. Apa jawaban yang mesti diberi. Tiada yang salah dengan ini semua, pikirnya. Nien adalah orang lain. Tapi bisakah ia mencitai gadis itu seutuhnya tanpa bayang-bayang kisah silam? Adilkah pun seandainya ia benci seseorang yang tak pernah berbuat salah padanya?

"Saya tidak akan melaporkan anda jika menolak. Toh menurut saya, peraturan itu benar-benar bodoh dan saya jelas-jelas menentangnya."

Mendengar itu Soe lebih santai dan senyum masam. Ia sepakat tak setuju pada peraturan teraneh buatan manusia. Namun begitu, hatinya masih bergolak. Apakah ia akan menerima penawaran tuan rumah?

Akhirnya, "beri saya waktu berpikir sampai besok, pak." Soe berjanji

"Baiklah."
..............

Soe berdiri di persimpangan. Episode kembara cintanya bisa saja berakhir esok. Dengan catatan, akhir sujudnya malam ini muncul nama Nien. Seandainya tidak juga, ia akan mengabari selekasnya pada ayah gadis itu. Lalu beranjak ke bandara menuju planet bumi. Meski tiada yang menunggunya.....oho, wait a minute, apakah di bumi benar-benar tidak ada yang menunggunya? Bagaimana dengan seseorang yang selalu menanyakan kabar dirinya? Apakah itu artinya.......?

Terlalu banyak tanda tanya malam ini. Soe terlampau letih memikirkannya.
..............

=Ayo, temans sekalian, ada yang mau bantu membuat "happy ending" dari kisah ini? Siapa pilihan Soe? Soalnya, part 3 harus sudah selesai. OK. komen di bawah ya.=

N/B: jujur, nulis ini agak kurang gak enak. jadi harap maklum jika membacanya pun terasa eneg.

0 Messages:

Posting Komentar

 
;