Selasa, 22 Oktober 2013

The Tester

"Tidak enak!"

Sesingkat ia meletakkan kembali susu botol di meja stainless besar. Para ilmuan di laboratorium itu tercengang tidak percaya. Jangan-jangan perusahaannya telah memilih orang yang salah. Pun ide ini terdengar gila. Mereka sepakat untuk yang terakhir itu. Kecuali satu orang dari internal perusahaan.

"Apanya?" kepala bagian Research Development mewakili berbagai tanda tanya.

"Kurang manis dibanding merek sejenis. Dan agak hambar di lidah."
Tanpa jasa pemuda itu, bisa-bisa saja mereka sendiri yang mencicipi susu formula bayi itu. Namun, kesuksesan perdana mengesampingkan semuanya. Jelas-jelas meledaknya variasi sabun bayi terbaru punya produsen perlengkapan bayi menjadi tolak ukur. Disamping kontrak yang mengikat kedua belah pihak tentunya.

Cukup sederhana. Ia digaji besar-besar memang untuk berkata sejujur mungkin dari sudut pandang bayi. Kok bisa? Entahlah, ia sendiri bingung. Bakat, yang lebih tepat di sebut anugrah jenis apa yang menimpanya ini. Yang pasti, ia bersyukur punya kelebihan extra unik ini.

Mahasiswa yang hampir Drop Out itu harus bergegas meninggalkan ruang tersebut, lalu menuju produsen perlengkapan bayi. Setelah mengucapkan pamit, sosoknya menghilang di balik dinding.

Selanjutnya handuk. Yah, handuk. Tidak pernah terbayang kan bagaimana menggunakan handuk bayi? Bukan, ia bukan memakainya tetapi merasakan tingkat kenyamanan tekstur dari benda pengelap air itu. Itulah produsen pertama yang melambungkan namanya. Rasanya tidak berlebihan jika kontrak juga mengikatnya disana. Untuk dua tahun lamanya. Meliputi setiap jenis produk yang tengah di godok untuk diluncurkan ke pasar.

"Nyaman." Satu kata untuk handuk bayi yang siap memangsa market share kompetitor lain.
...............
<< Wuih, merangkak lagi mengumpulkan kelihaian menulis yang memang sekarat>>


0 Messages:

Posting Komentar

 
;