Hujan, datanglah....Hujan-hujan-hujan ?!
Langit mempertontonkan awan yang menggumpal. Menabiri cahaya surya yang seharusnya panas jam segini. Yakinlah, banyak yang senang untuk saat ini. Hujan, sudah berapa lama ya tidak datang? Hujan, datanglah.....
Pemuda itu berdoa dengan penuh keyakinan di hati
Uhaa...asyik. Terperangkap hujan di rumah. Siang-dingin-mata ngantuk, apalagi kombinasi yang lebih hebat dari ketiga itu. Ehe...kira-kira bisa gak ya. Menyusup sedikit ide gila pada otaknya. Benar lo, kesempatan ini tak datang setiap hari. Bahkan sebulan dan setahun sekali pun belum tentu. Hujan lebat yang kelihatannya bakal lama, sepertinya bisa jadi alasan logis. Mmm....
Dan setelah makan siangpun, hujan belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Diam-diam HP memanggilnya. Entah bagaimana. Barangkali itu barang bisa telepati. Namun, sesungguhnya sejauh ini yang didengarnya dari tadi justru panggilan tempat tidur. Berkali-kali di dengarnya benda empuk itu membujuknya. Bagaimana ya....
Menunaikan niat, diraihnya alat komunikasi tadi. Jari jemarinya lincah di atas tombol benda kecil itu. Tak diragukan lagi, toh dia pernah menjuarai lomba SMS tercepat sewaktu kuliah dulu. Berhadiah luar biasa hebatnya, voucher dari operator terkait plus T-Shirt.
"Maaf pak mau izin, malariaku tiba-tiba kambuh. Jd mngkn tdk bs msk lg siang ini"
Pun ketika ia siap menjejalkan kepalanya diatas bantal, SMS nya kepada atasan belum berbalas. Tiba-tiba hatinya menjadi was-was. Hujan, lebatlah.......
Tittt..titt.... bersamaan dengan kesadarannya hampir hilang. Jawaban dari atasan. Terlanjur hampir setengah dua, peduli apa ia diberi izin atau tidak.
"Ya, smga cepat sembuh."
Asal kau tahu saja, kata pemuda itu pada dirinya sendiri. Di kantor pun lagi tidak banyak yang mesti dikerjakan. Tambah hujan macam ini, pasti semua pada layu.
Uhuui. Tidur Siang, i'm coming. "trima kash, pak."
Tiba-tiba ia sudah berada di tengah-tengah kerumunan. Di bilik sempit dengan pembatas jeruji. Sedang apa sih disini? Kan tadi ia lagi di rumah. Ia tak mengenal seorangpun disana. Wajah-wajah asing.
"Ven, keluar!"
Galak sekali sipir sok itu. Ia menahan diri untuk tidak bertanya, itu merendahkan diri, pikirnya, atas kesalahan apa ia disana. Dan sepantas angin pula, sidang digelar.
"Vendi Soecitro di jatuhi hukuman 2 setengah bulan karena mangkir dari pekerjaan"
.........
Bukan mimpi siang kemarin penyebabnya panas dingin pagi ini. Meski tak bisa disangkal sedikit berpengaruh. Ven menarik tinggi selimutnya hingga leher. Sesekali sampai menutupi kepalanya juga. Giginya bertautan satu sama lain. Badannya mulai menggigil. Lebih dingin dari biasanya. Wajahnya pucat, kata ibunya.
"Kau demam, Ven?"
Tak mampu menjawab. Ven merapatkan selimutnya sejadi-jadinya.
Terserah. "Maaf pak, saya tdk bisa masuk hari ini. MASIH demam." Ia mulai berpikir, doanya menjadi makbul. Semoga besok bisa masuk kantor lagi, pikirnya sembari berharap.
06:06 am
Di tempat tidur bersama segelas Top Kopi - Kopi Gula dan sekantong kue. Berharap tulisan ini ditulis kemarin siang. Cuma, lantaran netbook ketinggalan di Sentras saat hujan turun, yah terrreenggg... Ini lah dia.
Saatnya beraktivitas
Langit mempertontonkan awan yang menggumpal. Menabiri cahaya surya yang seharusnya panas jam segini. Yakinlah, banyak yang senang untuk saat ini. Hujan, sudah berapa lama ya tidak datang? Hujan, datanglah.....
Pemuda itu berdoa dengan penuh keyakinan di hati
Uhaa...asyik. Terperangkap hujan di rumah. Siang-dingin-mata ngantuk, apalagi kombinasi yang lebih hebat dari ketiga itu. Ehe...kira-kira bisa gak ya. Menyusup sedikit ide gila pada otaknya. Benar lo, kesempatan ini tak datang setiap hari. Bahkan sebulan dan setahun sekali pun belum tentu. Hujan lebat yang kelihatannya bakal lama, sepertinya bisa jadi alasan logis. Mmm....
Dan setelah makan siangpun, hujan belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Diam-diam HP memanggilnya. Entah bagaimana. Barangkali itu barang bisa telepati. Namun, sesungguhnya sejauh ini yang didengarnya dari tadi justru panggilan tempat tidur. Berkali-kali di dengarnya benda empuk itu membujuknya. Bagaimana ya....
Menunaikan niat, diraihnya alat komunikasi tadi. Jari jemarinya lincah di atas tombol benda kecil itu. Tak diragukan lagi, toh dia pernah menjuarai lomba SMS tercepat sewaktu kuliah dulu. Berhadiah luar biasa hebatnya, voucher dari operator terkait plus T-Shirt.
"Maaf pak mau izin, malariaku tiba-tiba kambuh. Jd mngkn tdk bs msk lg siang ini"
Pun ketika ia siap menjejalkan kepalanya diatas bantal, SMS nya kepada atasan belum berbalas. Tiba-tiba hatinya menjadi was-was. Hujan, lebatlah.......
Tittt..titt.... bersamaan dengan kesadarannya hampir hilang. Jawaban dari atasan. Terlanjur hampir setengah dua, peduli apa ia diberi izin atau tidak.
"Ya, smga cepat sembuh."
Asal kau tahu saja, kata pemuda itu pada dirinya sendiri. Di kantor pun lagi tidak banyak yang mesti dikerjakan. Tambah hujan macam ini, pasti semua pada layu.
Uhuui. Tidur Siang, i'm coming. "trima kash, pak."
Tiba-tiba ia sudah berada di tengah-tengah kerumunan. Di bilik sempit dengan pembatas jeruji. Sedang apa sih disini? Kan tadi ia lagi di rumah. Ia tak mengenal seorangpun disana. Wajah-wajah asing.
"Ven, keluar!"
Galak sekali sipir sok itu. Ia menahan diri untuk tidak bertanya, itu merendahkan diri, pikirnya, atas kesalahan apa ia disana. Dan sepantas angin pula, sidang digelar.
"Vendi Soecitro di jatuhi hukuman 2 setengah bulan karena mangkir dari pekerjaan"
.........
Bukan mimpi siang kemarin penyebabnya panas dingin pagi ini. Meski tak bisa disangkal sedikit berpengaruh. Ven menarik tinggi selimutnya hingga leher. Sesekali sampai menutupi kepalanya juga. Giginya bertautan satu sama lain. Badannya mulai menggigil. Lebih dingin dari biasanya. Wajahnya pucat, kata ibunya.
"Kau demam, Ven?"
Tak mampu menjawab. Ven merapatkan selimutnya sejadi-jadinya.
Terserah. "Maaf pak, saya tdk bisa masuk hari ini. MASIH demam." Ia mulai berpikir, doanya menjadi makbul. Semoga besok bisa masuk kantor lagi, pikirnya sembari berharap.
06:06 am
Di tempat tidur bersama segelas Top Kopi - Kopi Gula dan sekantong kue. Berharap tulisan ini ditulis kemarin siang. Cuma, lantaran netbook ketinggalan di Sentras saat hujan turun, yah terrreenggg... Ini lah dia.
Saatnya beraktivitas
0 Messages:
Posting Komentar