Senin, 11 Maret 2013

Ranah 3 Warna dan Lagu Pak Amat

Wah-wah-wah. Ranah 3 Warna kerreen abis. Berkali-kali berhenti sejenak menyadarkan diri bahwa sebenarnya hanya sedang membaca buku. Tapi, kok tiap kali melanjutkan membacanya, seolah ada diantara tokoh-tokoh fiktif tersebut ya. Terasa berbeda, dengan Negeri 5 Menara (buku satu). Rasanya kurang nendang. Boleh jadi lantaran kurang serius membacanya saja kali. Soalnya, saat membaca buku satu, saya merasa menyaksikan perpaduan antara Harry Potter dan Mohabbatein. Itu tu, di awal-awal cerita. Asli, hanya beberapa bab saja yang dilahap. Dan setelah masa pinjam habis, langsung dikembalikan. 

Jelas berbeda dengan buku dua ini. Ku pikir perpaduan antara Kanada dan cita-cita semasa kuliah menjadi daya tarik tersendiri. Makanya, membacanya terus dan terus hingga lembar terakhir. 

Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. Begitu juga dengan yang sabar, maka akan beruntung. Dan bekerja  di atas rata-rata orang lain, menjadi benang merah penting yang saya ambil dari novel itu.

Kebetulan saya ingin share sedikit nih tentang keras kepala yang ternyata menurutku jurus ampuh anak-anak untuk meraih sukses mereka. Bayangkan, setiap kali hendak dibelikan sesuatu, pertama mereka meminta. Tidak dikabulkan, mereka merengek. Tidak dipedulikan juga, mereka merajuk. Tidak juga, mereka mengamuk. Sampai orang tua lebih sering membujuk dengan mengatakan "ya". Diluar terpenuhi atau tidak janji tersebut, yang ingin saya tekankan adalah keras kepalanya itu lho. Ternyata, dalam menggapai sesuatu kita mesti keras kepala. Sekali gagal, coba lagi, lagi, dan lagi. 

Pas nyantai tadi siang, tiba-tiba aku teringat lagu daerah yang ngetren mungkin hanya di kawasan kami. Begini liriknya: 

Di malam sappi, pak Amat jual sapi 
Sapinye lapas, pak Amat jual kipas  
Kipasnye koyak, pak Amat jual Timpuyyak
Timpuyyaknye bosi, pak Amat jual bassi
Bassinye an laku, pak Amat jual paku
Pakunye patah, pak Amat jual gattah
Gattahnya putus, pak Amat dah nak mampus

(sappi=sepi)
(lapas = lepas)
(Timpuyyak/Tempoyak= isi buah durian masak yang di asinkan dan didiamkan beberapa waktu)
(bosi=basi)
(bassi=besi)
(bassinye an laku=besinya tak laku)
(gattah=getah/karet)
(dah nak mampus=hampir mati)

Sampai di situ lagunya. Meski berujung dengan putus asa, perlu kita tambahkan sendiri saja, bahwa pak amat yang hampir mampus itu, bangkit dan mencoba lagi. Tak lama berselang:

Pak Amat jadi urang sukses

Dan kesulitan itu hanyalah karena kita belum tahu saja. Kalau sudah tahu, apanya yang akan dibilang sulit. Proses mencari tahunya terkadang memang membutuhkan kesabaran dan keseriusan. 


0 Messages:

Posting Komentar

 
;