"Syukurlah cuma mimpi."
Belum lepas dari efek mimpi aneh tadi, jantung Soe masih berdetak kencang. Ia menguap tertahan sambil memijat kepalanya sendiri. Pastinya, bangun kesiangan akan berbuah demikian. Perlahan tapi pasti, Soe mulai melipat alas kasur dan selimut, lalu menumpukkannya ke atas bantal.
Serapi apapun hasilnya, kesan tersebut tertutupi oleh menggunungnya pakaian bersih yang belum 'sempat' dilipat, dua novel tergeletak di lantai, mug berisi ampas kopi sisa semalam, dan si oren yang ternganga bebas kehabisan cas.
Nanti saja membereskannya, kilah Soe.
Namun, wait a minute.
Tap-tap-tap.
Soe senyap sementara suara itu semakin mendekat.
Tap-tap-tap. Sesosok manusia muncul dari balik dinding. Jantung Soe hampir lepas.
"Soe, mau makan apa siang ini? Saya mau ke pasar nih. Oh ya, nasi goreng dan teh panas sudah ada di dapur."
Tak mampu bergerak dan bahkan berkedip sekalipun. Nafas Soe terpotong-potong serta pandangannya kabur, lalu kosong seketika.
Satu,
dua,
tiga!
"Bugg....."
Soe pingsan.
............
"Assalamu'alaikum....."
Soe kesulitan bernafas, sesak.
"Assalamu'alaikum...."
Ia belum bisa menjawabnya kecuali dalam hati.
"Assalamu'alaikum...."
Untuk ketiga kalinya, salam itu terlontar. Semuanya masih terlalu tiba-tiba. Sukar Soe mencerna apa yang terjadi sebenarnya. Mimpi berlapis dan bersambung dengan sosok yang sama. Benar-benar membuatnya tengah berada di dimensi lain.
"Gak ada orangnya kali. Pulang aja yuk."
Dengan tenaga semampunya, pemuda itu menguatkan diri bangkit.
Kreeett
Pintu kamar terkuak. Satu wanita sudah di jok motor. Dan wanita muda yang berucap salam tadi berbalik badan,mungkin mendengar ada tanda kehidupan dari dalam. "Oh maaf," katanya cepat mendapati Soe kusut masai.
"Wa..wa'alaikum salam."
Lalu agak pelan, "warohmatullahi."
"Bise print bang?"
Soe berkedip-kedip. Wajah yang bertanya sama sekali tidak asing. Wajah yang mengganggunya dalam mimpi, tapi ini jauh lebih muda tiga puluh tahun, sepertinya.
"Bi..bisa."
Hampir saja Soe pingsan sebenarnya, namun si Nanny, kucing piaraannya mengeong nyaring dan mengelus kaki majikannya. "Ngeoooonng."
TAMAT
Belum lepas dari efek mimpi aneh tadi, jantung Soe masih berdetak kencang. Ia menguap tertahan sambil memijat kepalanya sendiri. Pastinya, bangun kesiangan akan berbuah demikian. Perlahan tapi pasti, Soe mulai melipat alas kasur dan selimut, lalu menumpukkannya ke atas bantal.
Serapi apapun hasilnya, kesan tersebut tertutupi oleh menggunungnya pakaian bersih yang belum 'sempat' dilipat, dua novel tergeletak di lantai, mug berisi ampas kopi sisa semalam, dan si oren yang ternganga bebas kehabisan cas.
Nanti saja membereskannya, kilah Soe.
Namun, wait a minute.
Tap-tap-tap.
Soe senyap sementara suara itu semakin mendekat.
Tap-tap-tap. Sesosok manusia muncul dari balik dinding. Jantung Soe hampir lepas.
"Soe, mau makan apa siang ini? Saya mau ke pasar nih. Oh ya, nasi goreng dan teh panas sudah ada di dapur."
Tak mampu bergerak dan bahkan berkedip sekalipun. Nafas Soe terpotong-potong serta pandangannya kabur, lalu kosong seketika.
Satu,
dua,
tiga!
"Bugg....."
Soe pingsan.
............
"Assalamu'alaikum....."
Soe kesulitan bernafas, sesak.
"Assalamu'alaikum...."
Ia belum bisa menjawabnya kecuali dalam hati.
"Assalamu'alaikum...."
Untuk ketiga kalinya, salam itu terlontar. Semuanya masih terlalu tiba-tiba. Sukar Soe mencerna apa yang terjadi sebenarnya. Mimpi berlapis dan bersambung dengan sosok yang sama. Benar-benar membuatnya tengah berada di dimensi lain.
"Gak ada orangnya kali. Pulang aja yuk."
Dengan tenaga semampunya, pemuda itu menguatkan diri bangkit.
Kreeett
Pintu kamar terkuak. Satu wanita sudah di jok motor. Dan wanita muda yang berucap salam tadi berbalik badan,mungkin mendengar ada tanda kehidupan dari dalam. "Oh maaf," katanya cepat mendapati Soe kusut masai.
"Wa..wa'alaikum salam."
Lalu agak pelan, "warohmatullahi."
"Bise print bang?"
Soe berkedip-kedip. Wajah yang bertanya sama sekali tidak asing. Wajah yang mengganggunya dalam mimpi, tapi ini jauh lebih muda tiga puluh tahun, sepertinya.
"Bi..bisa."
Hampir saja Soe pingsan sebenarnya, namun si Nanny, kucing piaraannya mengeong nyaring dan mengelus kaki majikannya. "Ngeoooonng."
TAMAT
0 Messages:
Posting Komentar