Minggu, 18 Mei 2014

NANNY (PART 2)

Perhiasan yang paling indah,
Bagi seorang abdi Allah,
Itulah dia wanita sholehah,
Dia menghiasi dunia....

Tepat jam enam, alunan nasyid The Fikr buat Soe terjaga. Ia mengeliat, lantas dalam pejam menggapai-gapai HP, mematikan alarm.

Perhia.....

Tak jadi. Lagu berjudul wanita sholehah tersebut urung berlanjut. Soe mengucek-ucek mata sekenanya. Saatnya beraktivitas, pikirnya. Tapi kepalanya terasa sakit. Nyuuutt-nyuuutt-nyuuuttt.

Ia tahu selalu begini, kalau bangun kesiangan.

Uhh....dengan susah payah dan agak sempoyongan, pemuda itu beranjak menuju dapur.

"Sudah bangun, Soe?"

Soe otomatis terbelalak.

Wanita itu berbicara tanpa melihat kepada Soe. Tangannya sibuk mengaduk-aduk cairan pekat mengepul dalam gelas kecil. Baunya harum sekali, hinggap sampai ke penciuman Soe.

Dengan gugup, "si..siapa kamu?" tanya Soe terbata-bata.

Wanita itu tak menghiraukan. "Kopimu sudah siap. Kue di bawah tutup saji ya. Saya mau keatas."

Pastinya ia cantik semasa muda dulu. Matanya tajam namun tidak mengancam. Gelombang rambutnya bak debur ombak dipantai. Hitam mengilap dan bersih. Pakaiannya anggun, cocok dengan porsi tubuhnya yang tidak terlalu gemuk maupun kurus. Usianya, tebak Soe, sekitar lima puluh tahunan. Semakin membuatnya terlihat jauh lebih muda, wajah merona dan jauh dari beban-beban kehidupan.

Masih bingung, Soe mematung saat wanita itu melangkah meninggalkannya sendirian di dapur. Tap-tap-tap, terdengar langkah kaki semakin mengecil.

Apa ini? Siapa wanita itu?

Aroma kopi kian menggoda. Kepulan asapnya menari-nari saat Soe mengangkat mug tersebut. Menyeruputnya sedikit, dan wah luar biasa rasanya. Inilah kopi ternikmat yang pernah ia rasakan. Oh, siapa wanita asing itu?. Datang seenaknya ke rumah Soe dan melakukan ini itu tanpa ijin terlebih dahulu.

"Bajuku?"

Soe berlari menuju kamar. Dugaannya terjawab dalam hitungan satu setengah detik berikutnya. Kardus berisi tumpukan pakaian kotor kosong melompong. Ada yang mengambilnya. Mungkinkah.......

Dari kamar, Soe berlari lagi menuju tempat cuci piring. Bersih. Tak satupun gelas, piring, garpu-sendok kotor teronggok disana. Semuanya dalam keadaan tercuci dan tersisih apik di tempatnya. Bagaimana ini? Apa arti semuanya?

Satu hal lagi yang terlewat dari pengamatan Soe. Lantai ternyata tak kalah mencengangkan. Kilauannya seolah merebak kemana-mana.

"Tidak, tidak, Ini pasti mimpi."

Soe berlari untuk kesekian kalinya ke serambi, normal. Seluruhnya tampak normal. Lalu lalang kendaraan mengular. Anak-anak sekolah berbagai jenjang berduyun-duyun melintas. Para pekerja kantoran dan petani pun demikian pula. Ini pasti mimpi!

"Ada apa?"

Seorang tetangga menyapa, memastikan Soe tidak apa-apa. Dan normal, semuanya memang nyata. Tapi siapa wanita itu.

Soe berjalan cepat mengarah ke lantai atas. Namun baru mencapai anak tangga pertama, keduanya bertemu. "Siapa kamu?"

Wanita tersebut tersenyum manis. "Aku Nanny".
............

Soe terbangun paksa. Tubuhnya terlonjak di tempat tidur. Nasyid wanita sholehah membangunkannya. Ia berkeringat pagi.

(bersambung ke Part 3 ending)

0 Messages:

Posting Komentar

 
;