"Mama Vio, anda masih di dalam?"
Viola menyeka matanya yang lembab dengan sapu tangan biru muda. Kekhawatirannya nihil saat ia menatap diri pada kaca dihadapannya. Beruntung, bedak yang digunakannya tidak luntur sama sekali. Artinya, tangisnya tadi, hanya dia dan Rabb yang tahu. Menggunakan kata itu? Ah, pantaskah ia?
"Baik sebentar lagi," suaranya serak.
Wanita berumur pertengahan kepala enam itu meraih cepat tas tangannya. Mematut diri lagi, sebelum akhirnya menarik kenop pintu. Ia mendapati seorang kru wanita menantinya dengan sabar disana.
Viola mendahului, "sekarang?"
"Ya."
..............
"Mama Vio, siapa didunia ini tidak kenal anda. Seorang wanita yang pantang menyerah. Meniti karir bahkan dari titik minus sekian. He..he.. semoga tidak berlebihan, ya. Tetapi, sebenarnya yang ingin saya tanyakan adalah, disaat anda mendapatkan segala ditangan anda, apakah masih ada sesuatu yang ingin diraih setelah ini?"
"Ya."
..............
"Mama Vio, siapa didunia ini tidak kenal anda. Seorang wanita yang pantang menyerah. Meniti karir bahkan dari titik minus sekian. He..he.. semoga tidak berlebihan, ya. Tetapi, sebenarnya yang ingin saya tanyakan adalah, disaat anda mendapatkan segala ditangan anda, apakah masih ada sesuatu yang ingin diraih setelah ini?"
Pertanyaan sang presenter bak cambuk bagi Viola. Menggetarkan jiwa dan menimbulkan halilintar di benaknya. Selama ini, pertanyaan itu cuma sebatas bisikan-bisikan disaat ia keletihan pasca beraktivitas seharian. Ketika semua kekayaannya terasa semu belaka.
Kini, didepan kamera yang menayangkan dirinya secara live ke seluruh penjuru Indonesia, satu pertanyaan yang selama ini dihindari untuk mengemuka, terlontar jua.
Jawaban apa yang mesti ia berikan?
Viola bisu sejenak.
Viola bungkam lagi beberapa detik.
Dan viola menerawang ke masa silam.
Dunia terbalik, tahu-tahu ia sudah ada dihadapan seorang lelaki yang menggendong bayi, buah dari pernikahannya.
.............
.............
Wow-wow-wow....apa yang terjadi pada Viola sesungguhnya..?????
0 Messages:
Posting Komentar