Terinspirasi dari kisah nyata, suatu ketika di Rumah Sakit Umum Daerah Sambas
"Suster..suster...suster...." Teriak abdi sebaik saja turun dari kendaraannya. Ia tengah menggendong anaknya, syahrul yang baru berusia lima tahun yang tengah menangis keras. Berlari-lari ia memasuki rumah sakit.
"Suster....." teriakannya kali ini semakin kuat.
Tak lama, para wanita berseragam putih dari atas hingga bawah pun bermunculan dari balik pintu.
"Cepat!" teriak Abdi lagi.
Para suster pun berjalan tergopoh-gopoh. Sementara Syahrul tetap sama, menangis tanpa henti-henti.
Muncul dari sisi lainnya seorang suster dengan tempat tidur dorong. Melihat itu, Abdi membaringkan anaknya disana. Bahkan setelah itu, ia sendiri yang mendorong benda tersebut. Suster hanya bisa saling pandang diantara mereka. "Ada apa?"
Tempat tidur itu melaju hingga ke muka pintu dimana disana tertulis UGD. Abdi membuka pintunya, lalu masuk. Ia keluar lagi setelah mengetahui bahwa tidak ada satu pun suster mengekor dibelakangnya.
"Susteeeeeeer." Bentaknya lebih keras.
"Ada apa sebenarnya, pak?"
"Suster tidak lihat anak saya sedang sakit?"
"Sakit? Sakit apa, pak?"
"Kesiban."
"Suster..suster...suster...." Teriak abdi sebaik saja turun dari kendaraannya. Ia tengah menggendong anaknya, syahrul yang baru berusia lima tahun yang tengah menangis keras. Berlari-lari ia memasuki rumah sakit.
"Suster....." teriakannya kali ini semakin kuat.
Tak lama, para wanita berseragam putih dari atas hingga bawah pun bermunculan dari balik pintu.
"Cepat!" teriak Abdi lagi.
Para suster pun berjalan tergopoh-gopoh. Sementara Syahrul tetap sama, menangis tanpa henti-henti.
Muncul dari sisi lainnya seorang suster dengan tempat tidur dorong. Melihat itu, Abdi membaringkan anaknya disana. Bahkan setelah itu, ia sendiri yang mendorong benda tersebut. Suster hanya bisa saling pandang diantara mereka. "Ada apa?"
Tempat tidur itu melaju hingga ke muka pintu dimana disana tertulis UGD. Abdi membuka pintunya, lalu masuk. Ia keluar lagi setelah mengetahui bahwa tidak ada satu pun suster mengekor dibelakangnya.
"Susteeeeeeer." Bentaknya lebih keras.
"Ada apa sebenarnya, pak?"
"Suster tidak lihat anak saya sedang sakit?"
"Sakit? Sakit apa, pak?"
"Kesiban."
0 Messages:
Posting Komentar