Senin, 13 Agustus 2012

Orientasi

   Belantara kampus akan dijajaki oleh mahasiswa baru, paling tidak September mendatang. Mereka memanggul sebuah transisi. Dari status siswa menjadi mahasiswa. Serupa tapi tak sama. Yang terakhir, tanpa disadari memiliki nilai plus di masyarakat. Dan juga dipandang tak lagi sebelah mata. 
     Kembali teringat masa silam. Tapi disini, aku tak ingin mengurai bagaimana itu. Ku hanya mencoba berbagi tentang sebuah kata. Orientasi. Bukan orientasi mahasiswa baru atau perpeloncoan yang ku maksud. Namun, tujuan seorang mahasiswa baru untuk duduk di bangku kuliah. 
       Berikut, semoga mewakili, orientasi seseorang untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan:
1. Dapat pekerjaan dengan gaji yang tinggi
2. Mengisi waktu kosong sekaligus menyenangkan orang tua
3. Ikut-ikutan
4. Jika ada yang lain, silakan di masukin sendiri ya. 
       Hari pertama mereka masuk, dihadapkan pada sebuah program penyambutan mahasiswa baru. Meliputi pengenalan kampus beserta masyarakatnya. Tentang jurusan beserta struktural manajemen yang mengelola jurusan. Sampai pada agenda pengakraban antara junior-senior yang terkadang tidak berkaitan sama sekali dengan visi-misi kampus itu sendiri. Lewat!
      Uforia diterimanya di kampus tujuan perlahan menguap. Menemukan teman baru dan menjadi akrab. Juga mengenali istilah dosen killer. Begitulah berjalannya waktu. Tiba pada saatnya, satu persatu mahasiswa memilih jalan masing-masing. Mereka yang berotak encer lulus dengan predikat cum laude disertai pujian selangit ketika di wisuda. Yang punya masalah dengan keakademikan justru meraja karena merasa yang paling banyak makan garam kampus. Hingga rambutpun tak sempat untuk dipangkas. Meski tak jarang ciut juga ketika harus duduk di satu ruangan dengan adik tingkat. Mau di taruh dimana tu muka. Lewat!
     Ending-nya, ijazah sudah pun ada ditangan. Legalisirnya bahkan lebih dari sepuluh buah. "Banyak-banyak." Begitulah kira-kira petuah dari ortu dan juga pihak akademik. Pastinya agar kita tidak sering bolak-balik kampus. Lewat!
       Entah kenapa telinga mulai peka dari sebelumnya. Rencana pembukaan lowongan CPNS jauh-jauh hari sudah pun kita ketahui. Jadilah kita bersiap-siap memberondongi Dinas Ketenagakerjaan untuk membuat kartu kuning. Juga, informasi lowongan di perusahaan pemerintah maupun swasta pun tak ketinggalan. Mulai saat itu juga, kita mulai suka membeli koran. Katakanlah mencari keberuntungan. Pesan seseorang "Beli yang terbitan hari Sabtu." Lewat!
       Kembali ke kata orientasi. Tak jarang bukan kita temui hal diatas. Boleh jadi kita sendiri, tetangga, teman, anaknya teman bapak atau ibu. Pokoknya hampir semuanya. 
       Akibat dari tidak adanya orientasi atau tujuan mengapa aku kuliah? Satu pertanyaan yang seharusnya ditanyakan sebelum kita mengisi formulir PMDK maupun blanko SNMPTN atau apalah. 
        Itu penting! Sehingga kampus yang kita pilih benar-benar merupakan tempat dimana kita menggali ilmu. Untuk mempersiapkan kita menjadi profesional di bidang kita cita-citakan. 
Ah banyak omong. Loe sendiri gimana
       Terima kasih. Benar sekali. Apa yang kutulis diatas, beberapa potongannya merupakan pengalaman pribadi. Jelasnya ketika aku sama sekali tidak pernah punya tujuan untuk apa kuliah. Yang ku tahu saat itu hanyalah manjadi mahasiswa. Itu saja, tidak lebih.
         Niatan kuliah terpaksa ku tunda begitu lulus SMK. Ya biasalah, ekonomi faktornya. Merasa memang belum ada celah untuk dipaksakan kuliah, ku putar setir menjadi penambang emas. Kebetulan ipar, suami kakak tertua membuka tambang emas. Kurang lebih setahun, profesi penambang emas ku sandang. Terkumpul kurang lebih empat juta rupiah. Dan itu cukup untuk masuk kuliah di PT negeri. 
        Tak ada tujuan lain. UNTAN menjadi tumpuan untuk memasuki gerbang kampus. Yap tak ada orientasi untuk memilih jurusan apa, sebenarnya aku menurut saja. Orang-orang terdekat menyarankan ini dan itu. Ku pertimbangkan dengan tidak percaya diri sama sekali. Karena SMK masuk ke poin IPS, ku jatuhkan pilihan pertama Bahasa Inggris dan kedua Akuntansi. Ironisnya, kala itu aku tidak tahu di fakultas mana dua jurusan tersebut. Maklum, wong deso baru nginjakkan kaki ke kota. 
      Penantian berbuah. Waktu pengumuman hasil seleksi pun di paparkan lewat koran Jawa post Group yaitu Pontianak Post. Hari-hari sebelumnya, hati kecilku berkata bahwa aku pasti lulus. Hanya saja sepertinya bukan dipilihan pertama. Dan seandainya, feelingku kala itu tidak kejadian, mungkin sekarang aku tetap berstatus penambang emas. 
       Tetap saja gembira meskipun akhirnya lulus di pilihan kedua. Akuntansi. Jujur saja, itu jurusanku ketika SMK. Sehingga memang sudah sewajarnya lulus di jurusan itu. Meskipun aku ingin sekali kuliah di jurusan Bahasa Inggris. Asal kamu tahu, nilai bahasa Inggrisku di tiga semester terakhir sekolah tidak lepas dari sembilan. Begitulah, pas daftar ulang, aku salah masukan berkas. Jurusan akuntansi juga ada di FKIP yang jebolannya nanti seharusnya menjadi guru akuntansi. Nyatanya aku akan menuntut ilmu di kampus hijau. Fakultas ekonomi. 
        Nanti kaitannya dengan orientasi. 
        Setelah menganggur satu tahun, otakku tidak beku-beku amat sih sebenarnya. Menyelesaikan seluruh mata kuliah tak lebih lama dari mereka yang lulus cum laude nantinya. IPK tiga lebih. Masih jauh diatas rata-rata. He..he...he...
        Disinilah kisah ini bermuara. Ketika teman-teman sibuk ke perpustakaan kampus dan perpustakaan daerah untuk menyelesaikan skripsi, aku belajar bekerja. Rasa penasaran ingin memakan uang hasil keringat sendiri dari hasil pendidikan ini seperti apa. Apakah manis, asin, asam atau rasa permen nano-nano. 
         Ku bekerja sebagai admin di sebuah lembaga bahasa Inggris yang tengah berkembang pesat. Punya pemuda lokal bro. Namanya Sang Bintang School. Benar-benar luar biasa! Metode pembelajarannya unik dan representatif. Aplikatif serta inovatif. Lagi promosi nih. Untuk lebih jelasnya, search langsung di google yah. Insya Allah nggak bakalan nyesal. 
         Hanya saja, aku yang tidak betah disana. Untuk alasan tertentu, aku memilih berhenti. Pengalaman satu tahun empat bulan kurang lebih itulah yang menciptakan sebuah orientasi di kepalaku. Dari yang tidak punya, waktu itu aku dengan amat sangat menyadari, bahwa aku ingin menjadi entreprenuer saja. Betapa tidak enaknya bekerja di bawah telunjuk orang lain. Betapa sakitnya ketika kesana kemari harus izin segala.
    Dan bla-bla-bla. Rentang waktu tiga tahun setengah hingga tujuh tahun, aku "terlunta-lunta" (em..bahasanye) lebih tepatnya belajar berwira usaha. Keinginan untuk menyelesaikan kuliah hanya tinggal setebal kulit ari. Bayangan wajah kedua orang tua tersenyum di hari wisuda, yang memotivasi sedikit untuk akhirnya menyelesaikannya juga. Tentunya dengan kemudahan yang Allah SWT berikan.
         Hingga tulisan itu dimuat di blog sendiri, aku masih melakoni usaha pribadi. Kecil-kecilan, namun ada kepuasan disana. Pastinya ingin melebarkan sayap hingga menjadi sebuah badan usaha yang mapan dan bermanfaat bagi banyak orang. Di antara itu, aku juga menyadari orientasi tidak cukup hanya dengan satu buah. Menulis. Benar! Aku ingin jadi penulis. Itu dia. Sttt, di awang-awang tengah mengambang cita-cita ingin menjadi animator dan juru masak. Apa mungkin, aku dulu benar-benar salah ambil jurusan ketika kuliah. Tak! Tidak mungkin salah. Semuanya pasti benar. Dan rencana Allah SWT itu tak ada siapa yang tahu. Mungkin harus begitu dulu, baru menjadi begini. Finish! 

*Tau-tau makan malam belum selesai*

2 Messages:

zfakhiroh mengatakan...

hihi. lcu gho. tp salut utk perjuangnny.
senasib, teman. sy pun ska b ing. but, gra2 paket soal b ing UN tertukar, nilai jeblok. sdh. pdhl bnr2 brhrap. tp Allah gnti dgn lbh baik. alhmdu lulus plhn ptma. cuma modal nkat, tekad, plus doa. mngkin mesinny error kali ya? jd sy lols. hehe. nggk lah. pasti udh tkdir-Nya. Allah Maha Adil. past kt dtmptkn di tmpt tbaik. tbaik di mata-Nya. semoga mimny jd nyta. trims dh berbg bnyk hal. ^_^

Gho Soe mengatakan...

maaf lahir batin jika ada kata maupun lainnya yang kurang berkenan dihati. Selamat idul fitri.....baru habis liburan lebaran..

Posting Komentar

 
;