Sabtu, 22 September 2012

Turbulensi

       Serasa benar-benar berada di posisi terbawah dalam turbulensi kehidupan. Terperuk dan terburuk. Inilah hidup. Tak selamanya memang berada diatas rasa bernama bahagia. Dan sekarang, harus menjajaki aral bernama cobaan. 
    Dikasihani. Terdengar sungguh menyakitkan. Menyesakkan dada dan aku malu jika harus mengeluarkan air mata. Seolah tak bisa berbuat apa-apa. Walau bagaimanapun ku berucap terima kasih. Selagi bisa, berpegang pada prinsip mandiri. Keteguhanku kian teruji. Tak ingin aku menyerah pada keadaan. Karena insya Allah pasti ada jalan. 
        Boleh jadi saat ini adalah memetik buah keteledoran dan kurang disiplin masa silam. Bermalas-malasan, enggan menerima saran serta kritik yang membangun, ego pada pendapat diri sendiri, dan terlalu anguh untuk berubah menjadi lebih baik. Hm....
        Tak semuanya tampak begitu terlambat. Selagi esok masih ada, selagi itu pula kesempatan tuk berbuat terbuka lebar. Asa terdalamku tuk membahagiakan orang-orang tercinta yang mencintaiku, berkorban pada mereka yang berkorban banyak buatku. Satu lagi, menjemput dia, siapa kah, yang sudi menjadi pendamping sejati dalam perjalanan ini. 
        I wish .... aku punya kesempatan. Insya Allah

3 Messages:

zfakhiroh mengatakan...

sbar.. akan indah pd wktunya

Gho Soe mengatakan...

ok. gmna kuliahnya?

zfakhiroh mengatakan...

alhamdulillah. mnyenangkan sekali mendapt saudara2 bru yg sejalan..

Posting Komentar

 
;